Kekacauan politik di AS memicu permintaan untuk aset-aset aman dan mendorong kuotasi emas berjangka ke level tertinggi selama enam bulan. Sementara Donald Trump melancarkan perang di tiga barisan dan para perwakilan pemerintahan AS menakuti-nakuti pasar dengan komentar-komentar yang tidak terduga, kesiapan indeks S&P 500 dan indeks saham lainnya untuk bergerak ke wilayah "bears" menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk logam mulia ini. Selama sebulan terakhir, harga emas naik 3,6%, yang merupakan dinamika terbaik sejak Agustus 2017.
Presiden Amerika Serikat tidak pernah merasa bosan mengkritik Federal Reserve, yang menjadi musuh terpenting ekonomi AS. Mereka mengatakan, Jerome Powell tidak mengerti bahwa menaikkan suku bunga dalam kondisi perang dagang dan penutupan pemerintahan adalah langkah jahat. Dengan itu, bank sentral mendukung dolar, yang memberikan dorongan kepada roda ekspor, GDP, laba korporasi dan pasar saham secara keseluruhan. Pidato kemarahan Gedung Putih terhadap Fed belum berhenti, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi pengunduran diri ketua Fed. Memang Donald Trump berdasarkan hukum tidak dapat memecat Powell, namun untuk menciptakan kondisi agar Powell mengundurkan diri secara sukarela, Trump memiliki kuasa untuk itu. Akibatnya, isu kemandirian Fed masuk dalam agenda, yang memperkuat permintaan untuk aset-aset aman.
Jika sebelumnya emas bereaksi sensitif pada kebijakan moneter yang dikejar oleh bank sentral, yang selalu bergerak turun saat Fed mengadakan rapat yang menghasilkan keputusan untuk menaikkan suku bunga dan cengan cepat mengganti penurunan setelahnya, maka rapat FOMC terbaru membuat kami melihat situasi dengan berbeda. Cukup mungkin jika siklus normalisasi telah berakhir, seperti yang dibuktikan oleh peluang pengetatan moneter oleh Fed yang rendah untuk tahun 2019. Menurut derivatif CME, peluang tersebut hanya sebesar 26%.
Reaksi emas terhadap rapat-rapat FOMC
Gejolak dalam pasar saham dan minyak karena kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi dunia, disfungsi politik di AS (presiden tidak sepakat dengan Kongres mengenai pembangunan tembok di perbatasan Meksiko) dan penutupan pemerintah dianggap dengan optimis oleh "bulls" pada XAU/USD. Dalam pekan 18 Desember, manajer-manajer keuangan meningkatkan posisi net pada emas menjadi 24.569 kontrak, level tertinggi sejak pertengahan Juni. Pada Desember, net capital inflows pada ETF khusus logam mulia melampaui $1,56 miliar, angka terbesar untuk semua komoditas ETF.
Emas meraih untung dalam gencatan senjata perang dagang AS-China. Selama sebagian besar tahun ini, emas berada di bawah tekanan karena pertukaran pukulan konstan dalam bentuk kenaikan bea cukai impor. Jika risiko terhadap ekonomi AS berasal dari luar, arus masuk uang ke dalam obligasi Treasury memungkinkan dolar mengambil alih fungsi sebagai aset utama - yaitu mengungsi dari yen Jepang, franc Swiss dan emas. Segera setelah badai melanda, situasi berubah 180 derajat.
Secara teknikal, rally logam mulia dalam arah menuju target 200% pada pola AB=CD berlanjut, setara dengan nilai $1.290 per ounce. Situasi dikendalikan oleh bulls, sehingga trader dapat menggunakan rollback untuk membentuk posisi long.
Emas, grafik harian
