Pound Inggris mengabaikan kemenangan Theresa May kemarin, dan euro terus turun melawan dolar AS di tengah statistik fundamental inflasi yang lemah, yang menyulitkan Bank Sentral Eropa (ECB).
Britania Raya
Setelah voting yang mengejutkan terkait Brexit di Parlemen Inggris, pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menginisiasi voting untuk mosi tidak percaya karena ketidakefektifan pemerintah dalam menyetujui kesepakatan keluarnya Inggris dari UE. Seperti yang diketahui, PM Inggris Theresa May kemarin memenangkan voting ini. May menang dengan 325 suara mendukung dan 306 suara menentang. Namun, reaksi pasar sangat terkendali terhadap berita ini, dan GBP/USD tetap diperdagangkan di channel samping. Kini, PM Inggris tersebut memiliki waktu hingga 21 Januari untuk mempersiapkan versi alternatif kesepakatan Brexit, karena jelas bahwa versi yang lama tidak akan lolos dari parlemen bahkan pada voting kedua.
Banyak pakar dan politisi memprediksi bahwa tanggal keluarnya Inggris dari UE yang sebelumnya dijadwalkan pada 29 Maret, pada akhirnya akan diubah, agar pemerintah Inggris memiliki waktu lebih untuk bernegosiasi mengenai sejumlah konsesi dengan para perwakilan Uni Eropa.
Untuk gambaran teknikal pasangan mata uang GBP/USD, agar dapat menumbuhkan pergerakan baru yang kuat, tembusan area resistance di 1,2890-1,2900 diperlukan, yang akan menghasilkan formasi tren baru dengan memperbarui level tinggi bulanan yang baru di 1,3020 dan 1,3130. Jika dalam waktu dekat bulls gagal mencapai di atas rentang 1,2890-1,2900, instrumen trading ini kemungkinan akan terkoreksi turun, yang akan mengembalikan pasangan ini ke level rendah di 1,2750 dan 1,2620.
AS
Data yang dirilis kemarin di AS, tidak memberikan tekanan pada dolar AS, yang tetap unggul saat berpasangan dengan euro.
Menurut sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS, harga barang impor di AS turun pada Desember lalu. Penurunan ini dikarenakan oleh harga minyak yang lebih rendah.
Dengan itu, harga impor pada bulan Desember turun 1,0% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara para ekonomi sebelumnya memprediksi harga pada bulan Desember turun sebesar 1,5%. Seperti yang saya katakan di atas, penurunan sepenuhnya terjadi karena harga minyak yang pada bulan Desember turun 11,6% setelah turun 16% sebulan sebelumnya. Diluar energi, harga impor naik 0,3%. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga impor turun 0,6%.
Data mengenai suasana hati para pengembang properti di AS juga tidak menarik perhatian para trader.
Menurut sebuah laporan dari Asosiasi Nasional Pengembang Properti (NAHB), indeks pasar perumahan di Januari 2019 naik ke 58 poin dari 56 poin pada bulan Desember, sementara para ekonom memprediksi bahwa pada bulan Januari, indeks akan mencapai 56 poin. NAHB melihat suasana hati para pengembang properti telah meningkat karena suku bunga hipotek untuk warga AS mengalami penurunan kecil.
Kemarin perwakilan lain dari Fed berpidato. Esther George mengatakan bahwa Fed harus lebih bersabar dalam menaikkan suku bunga untuk mencegah overheating dan memperpanjang pertumbuhan ekonomi, dan volatilitas pasar baru-baru ini adalah faktor yang menjadi sorotan yang akan menyebabkan kenaikan suku bunga dihentikan untuk sementara.
Untuk gambaran teknikal EUR/USD, bears berupaya melanjutkan pergerakan turun di pasar setelah bulls gagal kembali. Tembusan level 1,1375 dapat menyebabkan penurunan yang lebih besar dalam aset-aset berisiko dengan mengupgrade level rendah 1,1340 dan 1,1310. Jika terdapat breakdown palsu lainnya di area 1,1375, maka bulls dapat kembali, yang akan menyebabkan kenaikan dengan menguji dan menembus resistance menengah di 1,1415 dan target utama memperbarui level maksimum di 1,1450.