Uni Eropa nampaknya masih memiliki belas kasihan terhadap Theresa May dan menyetujui penundaan yang diajukan Inggris dengan sejumlah syarat. Secara formal, Inggris diberikan penundaan setahun penuh, namun hanya jika Inggris ikut ambil bagian dalam pemilihan umum Parlemen Eropa. Theresa May sendiri paham perkembangan tersebut akan sangat menunda keseluruhan proses di mana Inggris sendiri harus menggelar referendum kedua, dan hal ini dapat menyebabkan krisis politik yang berat di Inggris. Sehingga perdana menteri kembali berjanji dirinya akan sepakat dengan oposisi pada 22 Mei dan menandatangani kesepakatan "perpisahan". Dalam hal ini, penguatan pound yang moderat disebabkan keraguan banyak investor terhadap kemampuan Theresa May untuk memenuhi janji ini. Ada banyak kontradiksi antara pemerintah Inggris dan House of Common.
Putusan Uni Eropa sangat signifikan, di mana para pelaku pasar hampir tidak memperhatikan faktor-faktor lainnya. Secara khusus, data inflasi di Amerika Serikat beredar sepanjang hari, yang menunjukkan peningkatan dari 1,5% menjadi 1,9%, yang berarti retorika para perwakilan Federal Reserve System akan kembali memunculkan pernyataan mengenai langkah pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut. Konferensi pers Mario Draghi mengecewakan, karena pimpinan Bank Sentral Eropa tersebut masih menunggu rincian waktu pinjaman jangka panjang bank-bank Eropa, namun hal itu sepenuhnya terdengar berbeda. Jawaban dari pertanyaan yang paling penting tidak pernah diberikan. Pada saat yang sama, Bank Sentral Eropa kembali mengkhawatirkan inflasi yang rendah, dan Mario Draghi bahkan mengatakan jika situasi tidak berubah, suku bunga akan tetap pada level terendah pada tahun 2020. Dalam teori, semua ini akan menyebabkan pelemahan tajam mata uang tungga Eropa, namun penundaan Brexit selanjutnya memberikan dampak negatif, menjauhkan pasar dari kenyataan.
Dalam teori, hari ini pasar akan memperbaiki ketidakseimbangan yang disebabkan putusan Uni Eropa terhadap Brexit. Lagi pula, pernyataan Mario Draghi dan pertumbuhan inflasi di Amerika Serikat dengan jelas menandakan penguatan dolar. Wlau bagaimanapun, untuk memperbaiki situasi ini, kami perlu beberapa pijakan, namun kami memiliki masalah hari ini. Diperkirakan jumlah permohonan tunjangan pengangguran akan meningkat sebanyak 30 ribu. Khususnya, jumlah pemohon pertama mungkin meningkat sebanyak 9 ribu, dan yang berulang sebanyak 21 ribu. Selain itu, tingkat kenaikan harga produsen mungkin tidak berubah. Meski demikian, setelah rilis data inflasi kemarin, yang melebihi prakiraan, diharapkan keduanya akan menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik. Namun, peningkatan jumlah permohonan tunjangan pengangguran akan berdampak negatif.
Pasangan mata uang euro/dolar menunjukkan ayunan yang cukup besar selama hari terakhir, namun akibatnya, ditutup hampir di harga pembukaan. Kemungkinan prakiraan fluktuasi sementara di nilai 1,1260/1,1285, di mana para trader mengawasi batas atas untuk breakdown.
Pasangan mata uang pound/dolar selama hari trading terakhir berhasil menguat tipis, fokus ke titik puncak 9 April, di 1,3120. Mungkin asumsikan fluktuasi sementara di rentang 1,3170/1,3120, menganalisis titik penetapan.
