Mata uang Inggris dapat jatuh ke $1,15 atau bahkan $1,10 terhadap dolar AS, jika Inggris Raya meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober tanpa kesepakatan.
"Jika Inggris Raya berhasil memperpanjang penundaan pengunduran diri dari Uni Eropa sebelum batas waktu ditetapkan, maka sedikit reaksi positif dapat diamati dalam dinamika pound. Dalam hal ini, pasangan GBP / USD akan berkonsolidasi di kisaran 1,20–1,25," ujar seorang analis.
"Jika Inggris berhasil menunda dan membentuk pemerintahan non-sosialis, sterling dapat naik ke $ 1,30," tambahnya.
Perlu dicatat bahwa terakhir kali 1 pound dihargai kurang dari 1 dolar dan 15 sen pada tahun 1985 lalu.
Hampir tidak ada yang percaya bahwa perjanjian atas kondisi Brexit antara UE dan Inggris dapat disimpulkan hingga 31 Oktober.
Ingat, sehari sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Irlandia Utara harus tetap menjadi bagian dari serikat pabean UE. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan dalam tanggapannya bahwa kondisi ini, bersama dengan keengganan UE untuk memenuhi proposal kesepakatan terbarunya, membuka jalan bagi Brexit tanpa kesepakatan. Pada saat yang sama, perwakilan UE menjelaskan bahwa mereka siap membahas penundaan penarikan Inggris dari UE.
"Kami berpikir bahwa Inggris akan tetap meminta penundaan Brexit dan mengadakan pemilihan awal pada akhir November - awal Desember," ujar para analis di ING.
"Penundaan ini dapat diberikan dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan, dan waktu ini seharusnya cukup bagi pemerintah Inggris yang baru untuk menemukan kesepakatan dengan UE," mereka percaya.
"Jika pemilihan parlemen di Inggris terjadi lebih awal, maka mata uang Inggris akan berada di bawah tekanan. Dalam hal ini, Konservatif dapat meraih mayoritas di Parlemen, yang akan meningkatkan kemungkinan hard Brexit dan meningkatkan premi risiko atas kepemilikan pound. Dalam skenario ini, GBP / USD akan jatuh di bawah 1,20, serta pengujian ulang EUR / GBP di titik 0,93. Penguatan risiko keluarnya Inggris yang kacau dari Uni Eropa akan membatasi potensi pertumbuhan EUR / USD dan berdampak buruk pada segmen mata uang Eropa secara keseluruhan, "kata ING.
