Perkiraan para analis untuk USD/JPY pada akhir tahun ini merupakan yang terakurat sejak 2006, menurut Bloomberg. Kesuksesan para analis dikarenakan oleh kenyataan bahwa rentang trading tahunan dalam pasangan ini telah menjadi yang tersempit dalam sejarah pengamatan.
Pada awal 2019, penilaian konsensus analis yang disurvei oleh lembaga tersebut menunjukkan bahwa kurs USD/JPY akan mencapai 108 yen per dolar pada akhir Desember.
Meskipun terdapat tiga pemotongan suku bunga Federal Reserve, yen kini menguat hanya 1% terhadap greenback.
Tahun ini, pasangan mata uang USD/JPY diperdagangkan dalam rentang 104.46–112.40 - rentang perdagangan tersempit dalam sejarah.
Perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global, merangsang permintaan untuk yen. Namun, faktor-faktor musim dan permintaan stabil investor Jepang untuk aset-aset asing tidak memungkinkan JPY untuk menguat dengan maksimal.
Selain itu, rentang opini mengenai apa yang dapat diharapkan untuk mata uang Jepang pada tahun depan cukup lebar. Perkiraan yang paling bullish mengisyaratkan penguatan ke 96 yen per dolar, dan perkiraan yang paling bearish - melemah ke 116.
Secara khusus, para pakar Citigroup mencatat bahwa kurs USD/JPY telah menunjukkan tren penurunan sejak 2015. Mereka mengharapkan tren ini akan berlanjut di 2020.
"Selisih yield antara AS dan Jepang telah menandakan kembalinya kurs USD/JPY ke level 100 yen per dolar atau bahkan lebih rendah," mereka mengatakan.