Terkadang, agar dapat bergerak lebih cepat dan menaklukkan puncak-puncak baru, penting untuk membuat upaya yang sangat besar. Menurut para pakar, tesis ini cukup relevan sehubungan dengan mata uang Eropa. Euro telah menghabiskan banyak energi untuk tetap terangkat, namun imbalannya adalah kesuksesan yang layak diraih.
Baru-baru ini, mata uang Eropa telah kehilangan bagian terbesar kemenangannya, namun masih mencoba untuk mempertahankan posisi yang diraihnya. Tekanan pada euro berpeluang besar menciptakan resesi dalam ekonomi Jerman, menurut para analis. Ingat bahwa Jerman dianggap sebagai lokomotif ekonomi di zona euro, jadi dampaknya pada dinamika euro sulit untuk melampaui estimasi. Otoritas Jerman tidak mampu mengambil langkah drastis untuk memperbaiki situasi, jadi mata uang Eropa mengalami kesulitan yang signifikan.
Dinamika mata uang tunggal telah berada dalam tren penurunan sejak Juni 2018. Para pakar menarik perhatian ke risiko tinggi penurunan lebih lanjut, yang dapat menyebabkan level terendah Oktober 2019 diperbarui. Mengingat dua bulan lalu euro turun ke 1,0900, level terendah sejak paruh pertama 2017.
Saat ini,euro sedikit bersemangan dan memulai pagi hari Selasa, 10 Desember, di sisi positif. Pasangan EUR/USD mencapai level 1,1068 dan bergerak naik.
Setelah beberapa lama, pasangan ini naik ke 1,1075, menunjukkan tren kenaikan. Pasangan EUR/USD masih bergerak di dalam kisaran 1,1074–1,1075, mencoba melewati batas-batas ini.
Pasangan ini naik ke level 1,1077, namun turun setelahnya. Terbukti sulit untuk pasangan ini meraih pijakan di garis-garis ini.
Para analis tengah fokus pada sejumlah faktor yang dapat mendukung euro. Ini termasuk pemulihan ekonomi zona euro, peluang besar penerapan Brexit yang "lunak", serta melemahnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Insentif penting lain untuk euro kemungkinan adalah status mata uang pendanaan kunci. Ini difasilitasi oleh penurunan volatilitas euro ke level-level yang sangat rendah, yang karenanya dapat digunakan untuk menjalankan operasi trading. Kebanyakan bank besar, termasuk ABN Amro, Commerzbank dan Morgan Stanley, memprediksi kenaikan euro ke $1,1400– $1,1600 pada 2020.
Meskipun turun dan menerima tekanan besar, euro ingin memperkuat posisinya. Para pakar memprediksi bahwa euro akan jatuh, namun tidak memotong penguatan dan stabilitasnya. Pasar mengharapkan pemulihan dini mata uang global kedua tersebut dan berharap ekspektasi ini tercapai.
