Situasi diperkirakan hanya akan bergantung pada inflasi di AS, namun ternyata faktor penentunya adalah hubungan antara dua ekonomi terbesar di dunia. AS memberlakukan sanksi baru pada China dengan meloloskan sebuah undang-undang yang mencabut posisi spesial Hong Kong dalam hal hak istimewa dalam perdagangan dan keuangan yang memudahkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di kota tersebut untuk mengakses pasar AS. Sebagai responnya, China mengumumkan akan segera menjatuhkan sanksi pada individu atau perusahaan yang terlibat dalam penerapan undang-undang ini. Jadi, perang dagang antara AS dan CHina hanya semakin menambah momentum. Tidaklah aneh bahwa ini hanya mempengaruhi dolar. Faktanya China adalah ekonomi terbesar di dunia. Oleh karena itu, keunggulan berpihak padanya.
Sebagai tambahan, pasar sebenarnya mengabaikan data mengenai produksi industri di Inggris, yang penurunannya melambat turun dari -23,8% ke -20,0%. Namun, diharapkan laju resesi akan melambat turun, hanya ke -20,3%. Keadaan dalam industri Inggris sedikit lebih baik dari ekspektasi.
Produksi Industri (Inggris):
Namun tentu saja, jauh lebih menarik bahwa karena babak selanjutnya dari konfrontasi antara China dan AS, pelaku pasar teralihkan dari inflasi AS. Meskipun inflasi tumbuh dari 0,1% ke 0,6%. Data ini sama dengan perkiraan yang paling optimis. Dan dari sini, Federal Reserve dalam waktu dekat tidak akan mengambil langkah apapun untuk melunakkan kebijakan moneternya. Namun, perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia membayangi segalanya.
Inflasi (AS):
Tentu saja, dalam waktu dekat, hubungan antara AS dan China akan menentukan sentimen investor. Khususnya jika China beralih dari kata ke aksi. Namun, pound memiliki alasan tertentu untuk merasa sedikit optimis meskipun tanpa hal ini. Bahkan, inflasi juga diharapkan di Inggris, dari 0,5% ke 0,6%. Dan berbeda dengan dolar, ancaman sanksi dari China belum berpengaruh terhadap pound. Ada kekhawatiran bahwa pound mungkin tidak tumbuh, tapi turun ke 0,4%. Dalam kasus ini, pound terpaksa menyerahkan posisinya.
Inflasi (Inggris):
Jika kita tidak menerima rincian dari China mengenai sanksi balasan hari ini, maka dolar berpeluang naik tipis. Peluang ini terkait pada industri yang tingkat penurunannya akan melambat turun dari -15,3% ke -6,2%. Dan ini adalah bukti bahwa skala penurunan dalam industri AS tidak separah di Inggris. Yaitu, ekonomi Amerika jelas tidak lebih buruk. Malah, lebih baik.
Produksi Industri (Inggris Raya):
Dari segi analisis teknikal, ada lonjakan aktivitas dari level support 1.2500, dimana pound sterling berhasil naik menuju level 1.2580, yang setelahnya melambat. Bahkan, pasar masih memiliki kecenderungan spekulatif, yang memainkan kuotasi secara acak, namun pada waktu yang sama menahannya pada arah horizontal setidaknya selama 3,5 bulan.
Memperhatikan chart trading secara umum, periode harian, anda dapat melihat bahwa level-level kunci yang seringkali diperhatikan trader adalah koordinat: 1.2620(+/-30p); 1.2500; 1.2350; 1.2150.
Kita dapat berasumsi bahwa fluktuasi harga sementara di dalam stagnansi saat ini 1.2562/1.2586, dimana pergerakan selanjutnya akan berhubungan dengan titik price taking.
Menspesifikasikan semua faktor di atas ke dalam sinyal trading:
- Short positions, dipertimbangkan lebih rendah dari 1.2560, dengan prospek pergerakan ke 1.2500.
- Long positions, dipertimbangkan lebih tinggi dari 1.2590, dengan prospek pergerakan ke 1.2620.
Dari sudut pandang analisis indikator kompleks, kita memiliki sinyal yang tidak pasti, dimana periode per jam cenderung jual, dan periode harian masih mensinyalkan pembelian. Berhubungan dengan interval menit, ada sinyal beli.