RUU Inggris yang kontroversial, yang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana untuk membatalkan sejumlah ketentuan dalam perjanjian Brexit, telah melewati pembacaan kedua, memiliki rasio pemungutan suara 340 terhadap 263. Meskipun demikian, dilaporkan bahwa cukup banyak anggota parlemen dan ahli tidak setuju dengan RUU tersebut, sehingga Pound naik sedikit di pasar kemarin.
RUU itu sekarang akan dibahas di panggung komite, setelah itu pemungutan suara akhir akan dilakukan. Kemudian, akan diteruskan ke House of Lords, sebelum diserahkan kepada Ratu Elizabeth II untuk ditandatangani menjadi hukum undang-undang. Namun, hal itu kemungkinan besar akan mengakhiri hubungan perdagangan antara UE dan Inggris, yang akan membatalkan semua upaya selama beberapa tahun.
Sementara itu, Bank of England akan mengadakan rapat pada hari Kamis ini, tetapi kemungkinan besar tidak akan berdampak kuat di pasar karena masalah terkait Brexit. Meski demikian, dalam pertemuan tersebut, bank diperkirakan dapat mempertahankan kebijakan moneternya saat ini, terutama karena tingkat pemulihan perekonomian Inggris cukup bagus.
Sehubungan dengan GBP/USD, hampir tidak mungkin untuk fokus pada level mana pun, karena setiap keputusan tentang rancangan undang-undang atau reaksi negatif dari UE melalui tindakan hukum dapat menyebabkan babak baru keruntuhan Pound Inggris. Penembusan dari level support 1.2770 dapat menyebabkan penghapusan buy stop order, yang akan menghasilkan pergerakan menuju terendah 1.2720 dan 1.2645. Tetapi jika RUU terhenti, lonjakan posisi long dapat terjadi, dan ini dapat menyebabkan penembusan dari 1.2920, dan kemudian naik ke tertinggi baru di sekitar 1.2990 dan 1.3110.
EUR/USD
Euro menguat menjelang pertemuan penting Fed, terutama karena trader membuka banyak posisi long dengan alasan statistik yang bagus tentang perekonomian UE. Laporan yang dirilis kemarin menunjukkan kecepatan pemulihan yang sangat baik setelah pandemi virus Corona, yang menegaskan pernyataan sebelumnya dari ketua ECB Christine Lagarde terkait masa depan yang lebih menjanjikan di zona Euro.
Salah satu datanya adalah membaiknya produksi industri yang terus meningkat sejak awal musim panas. Mencapai 4,1% untuk bulan Juli, tetapi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Juli 2019, indikatornya turun 7,7%.
Rumor kenaikan pembelian obligasi ECB juga beredar di pasar kemarin. Ini akan dilakukan untuk mendukung perekonomian di tengah inflasi yang lemah dan momentum pemulihan yang memudar, dan volume akan naik dari €15 miliar menjadi €35 miliar per minggu. Namun, hal itu tidak mungkin mempengaruhi mata uang Eropa secara signifikan, karena ECB jelas tidak akan melampaui kerangka kerja yang telah ditetapkan.
Laporan lain, yang umumnya diabaikan oleh pasar, adalah tentang ekspektasi inflasi, yang menurut Fed New York, melihat penurunan pesimisme tentang situasi keuangan rumah tangga. Ekspektasi kenaikan harga rumah juga meningkat, dan risiko tidak terbayarnya kewajiban utang juga menurun.
Berkenaan dengan EUR/USD, prasyarat untuk pertumbuhan lebih lanjut tetap ada, tetapi untuk ini, bulls perlu mengkonsolidasikan kuotasi di atas level angka ke-19. Hal tersebut akan memudahkan Euro untuk mencapai angka ke-20, khususnya di sekitar level 1.2060. Namun, jika bulls gagal menunjukkan aktivitas di sekitar 1.1905, Euro akan kembali ke 1.1855, dan kemudian bergerak menuju posisi terendah yang lebih besar di 1.1800 dan 1.1755.
