Mata uang Inggris diperkirakan akan mengalami turbulensi dalam waktu dekat yang akan berakibat pada lambatnya tren kenaikan mata uang tersebut. Alasan kemungkinan adanya volatilitas terdapat pada nilai tukar negatif. Hal ini mungkin saja terjadi jika otoritas moneter Inggris dapat membuat keputusan yang tepat. Berdasarkan pada situasi ini, para ahli khawatir akan dampak buruk yang besar dari suku bunga negatif pada dinamika pound, yang baru-baru ini kehilangan posisinya.
Pekan lalu, pound turun hampir 0.6% terhadap dolar dan euro. Hal tersebut terjadi setelah Bank of England membahas kemungkinan pengenalan suku bunga negatif. Regulator berusaha untuk mengevaluasi keefektifannya untuk penerapan jika diperlukan.
Sebelumnya, Bank of England mempertahankan program stimulus awal, dengan menekankan bahwa perekonomian nasional telah menunjukkan hasil yang cukup positif. Sedangkan untuk penerapan kurs negatif, regulator meyakini bahwa langkah ini dapat dilakukan jika manfaat ayng didapat lebih besar dari kerugiannya, termasuk yang terkait dengan resiko inflasi.
Situasi saat ini sangat mengguncang posisi pound, sehingga terjadi kondisi yang cukup seimbang antara berita positif dan berita negatif. Jadi, hal ini seperti sebuah kapal yang sedang bergerak pada gelombang laut finansial, dimana kapal tersebut harus melawan badai ataupun mengalami keadaan tenang yang relatif dari waktu ke waktu. Hari ini, pasangan GBP/USD bergerak dikisaran level 1.2955-1.2956, sedang mencoba untuk keluar dari kisaran ini.
Salain itu, diskusi mengenai pengenalan suku bungan negatif serta problematika Brexit adalah alasan transisi mendadak pada dinamika mata uang Inggris. Harus diingat bahwa, posisi London telah melemah sehubungan dengan keluarnya Inggris dari UE. Menurut legulator, pilihan utama pada situasi ini adalah transisi tertib menuju perjanjian perdagangan bebas komprehensif dengan Uni Eropa, yang diharapkan mulai berjalan pada 1 Januari 2021.
Menurut para ahli, masalah utama yang mempengaruhi dinamika pound lebih lanjut akan menjadikan pengadopsian dari efektifitas perjanjian perdagangan dengan Brussels. Otoritas Inggris menganggap negosiasi Brexit yang dilakukan baru-baru ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak dan mampu membawa hubungan perdagangan kedua negara ketingkat yang lebih baik. Namun, jika Inggris meninggalkan EU tanpa adanya kesepakatan, adanya kebijakan suku bunga negatif akan sangat buruk bagi ekonomi negara tersebut dan mata uang nasional.
Membahasa kemungkinan memperkenalkan suku bunga negatif, perwakilan Bank of England mempertimbangkan suku bunga saat ini merupakan kondisi yang paling sesuai pada situasi yang sekarang. Namun, permasalahan tersebut menjadi bom waktu bagi pound, baik karena periode ketidakpastian yang lama, dengan latar belakang kemungkinan konsekuensi negatif.
Analis mengatakan bahwa pengenalan suku bunga negatif dapat mendorong pound semakin jatuh kedasar dan mereka yakin bahwa hal itu akan menjadi katalis yang kuat bagi penurunan pound. Akan sulit bagi pound untuk keluar dari situasi ini. Oleh karena itu, pound harus melakukan yang terbaik untuk tetap bertahan.
