Amerika Serikat tengah dalam perjalanan kembali ke tingkat krisis sebelum virus corona, berkat pulihnya pasar saham, serta bantuan federal besar-besaran yang telah mengembalikan kekayaan bersih rumah tangga AS ke level sebelumnya. Menurut laporan, baik rekening tabungan maupun portofolio saham meningkat tajam pada kuartal kedua.
Survei terakhir Federal Reserve AS menunjukkan bahwa mobilisasi cepat oleh bank sentral dan otoritas AS menciptakan jaring pengaman sementara bagi sebagian besar perekonomian.
The Fed menyatakan bahwa pada akhir kuartal kedua bulan Juni, kekayaan bersih rumah tangga - nilai rumah, investasi dalam saham dan aset lainnya dikurangi jumlah hipotek dan pinjaman lain yang beredar - telah mencapai $118,9 triliun, naik $7,6 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya. Dibandingkan dengan kuartal terakhir 2019, ini telah meningkat lebih dari $118,5 triliun.
Kekayaan juga meningkat sekitar $700 miliar dalam bentuk tabungan rumah tangga dan perusahaan non-keuangan, banyak di antaranya diuntungkan dari peningkatan tunjangan pengangguran.
Aliran bantuan juga membantu mengendalikan tingkat utang rumah tangga, yang naik hanya 0,5% dari tahun ke tahun, kenaikan terkecil sejak 2012.
Utang bisnis non-keuangan juga meningkat pesat pada kuartal kedua, setelah peluncuran Program Perlindungan Upah Pinjaman Usaha Kecil. Hasilnya, total utang perusahaan naik 14% setahun, dari $16,96 triliun menjadi $17,56 triliun. Meskipun demikian, pinjaman bank non-hipotek untuk bisnis turun tajam.
Pada saat yang sama, obligasi korporasi yang beredar juga naik sekitar $425 miliar, hampir $6,4 triliun.
Meski data tidak menjelaskan secara pasti apa yang akan terjadi di masa depan, banyak ekonom yang mengkhawatirkan berakhirnya program pinjaman, serta pembayaran asuransi pengangguran tambahan yang diamanatkan oleh bantuan virus corona. Mereka percaya bahwa hilangnya program-program ini akan merusak pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Kantor Anggaran Kongres menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah yang tinggi telah meningkatkan defisit anggaran AS, sehingga utang akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2050, terhitung sekitar 195% dari output negara, dari sekitar 98% pada akhir tahun 2020 dan 79% pada 2019.
Defisit tahunan diproyeksikan menjadi 16% dari PDB AS pada tahun 2020, dan bagiannya akan menurun selama beberapa tahun, namun akan mulai kembali meningkat tajam pada tahun 2028.
Pada tahun 2050, defisit tahunan diproyeksikan menjadi 17,5% dari PDB, sebagai akibat dari pengeluaran yang lebih tinggi untuk program kesehatan dan kesejahteraan.
