Donald Trump berencana menunjuk Hakim Pengadilan Banding Federal, Amy Coney Barrett, sebagai calonnya di Mahkamah Agung.
Jika disetujui oleh Senat, Barrett akan menggantikan Hakim Ruth Bader Ginsburg, yang meninggal pada 18 September. Barrett adalah favorit kaum konservatif religius, sekaligus pendukung utama Trump. Trump sendiri bahkan meminta Senat untuk menyetujuinya sebelum pemilu 3 November, di mana ia mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Amy Barrett, 48, diangkat oleh Trump ke Pengadilan Banding Distrik AS ke-7 di Chicago pada 2017. Jika disetujui oleh Senat, ia akan menjadi wanita kelima yang bertugas di pengadilan tinggi.
Sebagai hakim banding dalam tiga tahun masa jabatannya, Barrett telah menyatakan posisi hukum konservatif atas masalah-masalah utama: memilih salah satu kebijakan imigrasi Trump yang keras dan menunjukkan dukungan pada undang-undang hak atas senjata. Ia juga penulis peraturan yang memudahkan mahasiswa yang dituduh melakukan pelecehan seksual di kampus untuk menuntut institusi mereka.
Pada Juni 2019, Barrett menyatakan ketidaksetujuannya pada Komisi Sirkuit ke-7, yang menguatkan keputusan Pengadilan Distrik AS untuk sementara waktu memblokir kebijakan Trump yang merugikan pelamar kartu penduduk permanen yang mencari bantuan pemerintah. Aturan imigrasi federal mengenai kapan pemohon akan dianggap sebagai "wajib pajak pemerintah" dan tidak memenuhi syarat untuk status permanen di Amerika Serikat dibahas.
Barrett tampaknya memiliki jalur yang jelas menuju persetujuan Senat. Mayoritas Partai Republik menyatakan persetujuan mereka, dan hanya dua senator di partai Trump yang keberatan dengan pencalonannya.
