Pada konferensi New York Times hari Rabu lalu, CEO dan ketua JPMorgan Chase, Jamie Dimon, mengatakan bahwa politisi AS berperilaku seperti anak-anak dengan gagalnya mereka mengeluarkan undang-undang insentif baru yang jelas dapat membantu masyarakat Amerika.
"Hal ini merupakan bagian dari perilaku kekanakan dari para politisi kita," ungkap Dimon dalam merespon kebuntuan negosiasi RUU stimulus AS yang baru.
Menurutnya, kedua belah pihak harus dapat membagi perbedaan antara jumlah yang ingin mereka alokasikan untuk memerangi virus Corona.
"Lakukan saja," timpal Dimon tanpa berusaha untuk menyinggung kedua belah pihak.
Topik mengenai insentif kembali muncul pada rapat Kongres kemarin ketika pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan bahwa dia dan Ketua DPR, Nancy Pelosi, telah resmi mengundang Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, dan Senat Republik lainnya untuk melakukan pembicaraan bipartisan mengenai RUU bantuan.
Sebelumnya, pada hari yang sama, McConnell menyatakan bahwa Kongres seharusnya mencari kesepakatan mengenai semua poin yang dianggap berselisih, namun beliau malah menuduh Demokrat memblokir upaya sebelumnya oleh Senat Partai Republik untuk menyetujui paket pengeluaran $ 500 miliar, yang pada gilirannya disebut tidak mencukupi oleh pihak Demokrat.
Jamie Dimon juga menganjurkan adanya kenaikan pajak untuk mengimbangi pengeluaran stimulus, tetapi menekankan bahwa kenaikan harus dilakukan dengan cara yang tidak merugikan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan rencana Biden untuk menaikkan pajak atas investasi yang dapat menyebabkan arus keluar investasi, dan makadari itu, resesi dalam perekonomian.
"Sedikit menaikkan pajak penghasilan tidak akan merugikan pertumbuham, tetapi pajak akumulasi modal akan merusak seiring waktu. Kita harus memiliki sistem pajak internasional yang kompetitif untuk bisnis," klaim Dimon.
Untuk rencana kedepan, perhatian akan difokuskan pada pertemuan Sistem Federal Reserve berikunya yang akan diadakan pada bulan Desember. Setelah pemilu, pertemuan akan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang harus diselesaikan ekonomi AS agar dapat kembali kejalurnya. Sementara itu, menurut para analis di TD Securities, untuk saat ini emas dapat berkembang.
"Upaya lanjutan oleh The Fed untuk menaikkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan mengarah pada penurunan yang lebih dalam pada tingkat riil, bahkan ketingkat negatif. Hal ini selanjutnya akan merangsang minat investasi pada logam mulia."