OPEC terus mengambil langkah diplomatis mengenai apakah akan meningkatkan produksi minyak.
Seperti yang kita semua tahu, saham minyak telah berubah sangat sedikit bahkan setelah berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan, oleh karena itu Organization of Petroleum Exporting Countries bekerja untuk mencapai konsensus pada umumnya mengenai apakah akan menunda kenaikan produksi yang direncanakan karena pemulihan pasar global masih tetap belum pasti. Para anggota perlu menemukan kesepakatan sebelum rapat selanjutnya, yang ditunda sejak Selasa dikarenakan perbedaan pendapat antara negara.
Berkaitan dengan peristiwa ini, American Petroleum Institute melaporkan bahwa cadangan minyak di AS naik 4,15 juta barel minggu lalu. Tampaknya bahwa kenaikan cadangan, permintaan kuat di Asia dan kenaikan mendadak pada pasar Laut Utara menggarisbawahi tantangan yang dihadapi OPEC.
Tanda-tanda kekuatan yang mendasar telah berlanjut pada pasar selama 24 jam terakhir, yang menunjukkan pasokan yang dibatasi. Pasar fisik juga terlihat baik, dengan sekitar 20 kapal tangki minyak AS yang akan berlayan menuju Asia bulan ini.
Pada rapat online hari Senin, sebagian besar anggota OPEC memilih untuk menunda kenaikan 1,9 juta barel dalam cadangan harian, yang seharusnya berlaku di Januari dan berlangsung selama tiga bulan. Namun, Uni Emirat Arab menentang hal tersebut.
Meskipun tidak secara terang-terangan menentang penundaan tersebut, Menteri Energi UEA, Suhail Al Mazroui, bersikeras dengan persyaratan yang ketat - terutama penerapan cepat dari pemotongan yang harus dikompensasikan oleh anggota lain karena memproduksi terlalu banyak di bulan-bulan sebelumnya - yang membuat kesepakatan hampir mustahil.
Di tengah frustrasi, Kementerian Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan kepada perusahaan bahwa ia bisa mundur sebagai wakil pimpinan koalisi. Al Mazroui ditawari jabatan tersebut, namun ia menolaknya.
Menurut Helima Croft dari RBC Capital Markets, Di balik perselisihan prosedural ini terletak keluhan terdalam UEA atas pembatasan yang diberlakukan oleh OPEC. Dia mengatakan bahwa itu "tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik untuk kesepakatan bersama pada tahun 2021."
Sementara itu, Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan, "pasar akan mengevaluasi keputusan, dimana pada awak 2021, tidak akan menyebabkan tambahan barel yang muncul".
Jika kesepakatan tidak tercapai, saham akan naik di awal tahun mendatang, yang akan mengakibatkan pasar bear.
