Sekali lagi, harga minyak tumbuh ditengah berita positif dari vaksin COVID-19.
Pada hari Senin ini, kontrak berjangka bulan Februari naik sebesar 0.72% menjadi $ 50.33 per barel, sementara Jumat minggu lalu, kontrak-kontrak ini turun sebesar 0.6% ke level $ 49.97 per barel.
WTI berjangka Januari juga mengalami kenaikan 0.62% pada New York Mercantile Exchange (NYMEX) dan mencapai harga $ 46.86 per barel, sedangkan pada Jumat minggu lalu, kehilangan 0.5% dan ditutup pada $ 46.57 per barel.
Pada akhir pekan lalu, campuran Brent naik 1.5%, sementara WTI naik 0.7%. Ditambah lagi nilai kontrak berjangka pekan lalu mencapai level tertinggi sejak Maret tahun 2020.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh kabar positif dari vaksin COVID-19. Data yang muncul di media terus mendorong optimisme para investor, terutama karena meningkatkan harapan cepatnya pemulihan ekonomi global.
Di AS, persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk menggunakan vaksin Pfizer memungkinkan pihak berwenang untuk memulai kampanyevaksinasi massal. Pengiriman pertama obat dimulai Senin ini.
Sementara itu, Eropa pun juga berusaha untuk diadakannya pemberian vaksin gratis. Akhir pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan bahwa vaksinasi massal di Eropa akan dimulai beberapa hari setelah adanya perijinan dari obat tersebut. Merkel berjanji hal ini akan terjadi paling lambat pada tanggal 29 Desember tahun ini.
Para pengamat yakin bahwa dengan adanya kemunculan vaksin tersebut dijamin akan berdampak positif pada permintaan bahan bakar otomotif, dan kemudian bahan bakar penerbangan. Karena itu, para ahli menyebut optimisme kepercayaan diri yang melekat pada harga minyak saat ini cukup masuk akal.
Disisi lain, berita mengenai prospek minyak jangka pendek, OPEC akan segera melakukan pertemuan dan dalam pertemuan itu para anggota akan membahashasil pemotongan produksi yang telah disepakati. Dan kemudian, selain pertemuan yang dijadwalkan pada 16 Desember, mereka juga akan bertemu pada 4 Januari untuk membahas keadaan pasar minyak, setelah ada pembatasan produksi yang mereka tetapkan untuk tahun depan.
Sementara itu, faktor lain yang menarik perhatian para investor adalah ledakan kapal tanker di lepas pantai Arab Saudi pada hari Minggu. Perusahaan pelayaran BW Group mengatakan kapal tanker tersebut berlayar dibawah bendera Singapura. Perwakilan perusahaan sendiri percaya bahwa sumber eksternal menjadi penyebab ledakan tersebut. Para ahli khawatir bahwa peristiwa ini dapat memicu ketegangan baru diwilayah tersebut.
