Selama masa kampanye pemilu, Joe Biden menyatakan bahwa dia berencana untuk mengambil tindakan drastis dalam memerangi pemanasan global. Akan tetapi ambisinya yang diperkirakan bernilai $ 2 triliun membutuhkan waktu dan sumber daya. Sementara itu, ada beberapa langkah awal yang dapat diambil, dan beberapa diantaranya jauh lebih sulit daripada yang terlihat.
Karena Biden bersikukuh untuk tidak akan melarang rekahan hidrolik, dia bisa memblokir sewa minyak dan gas untuk membatasi baha bakar fosil.
Presiden terpilih ini dapat menuntut tinjauan komprehensif atas program sewa Biro Pengelolaan Tanah, meskipun hal tersebut berpotensi memakan waktu selama bertahun-tahun, ungkap Katie Bays, seorang analis di FiscalNote Markets. Meskipun demikian, saat hal ini terjadi, agensi tidak diizinkan untuk melakukan sewa baru, dan industri tidak dapat mengajukan banding atau memblokir langkah tersebut hingga pemeriksaan selesai.
Pada tahun 2016, Barack Obama telah melakukan hal yang sama pada pertambangan batu bara, karena akan lebih mudah daripada larangan langsung pada sewa baru Federal, karena hal tersebut kemungkinan akan memicu tantangan hukum dari perusahaan bahan bakar fosil dan bisa memperlambat penerapan aturan baru. Perpindahan ini akan mempengaruhi sebagian besar sumur baru di cekungan Permian, salah satu ladang serpih paling subur di Amerika Serikat.
Akan tetapi, kebijakan iklim dari Obama memiliki satu masalah besar: pengaturan emisi karbon sesuai dengan Clean Air Act yang ternyata kontroversial secara hukum. Oleh karena itu, meskipun Biden menghidupkan kembali regulasi karbon - meski kali ini ia akan fokus pada emisi gas alam - upayanya bisa saja berujung pada penundaan hukum.
Menurut John Coequyt, seorang Direktur Kebijakan Iklim Global di Sierra Club, apa yang Biden lakukan untuk sementara adalah mengumumkan pembatasan baru pada pulotan di pembangkit listrik (selain karbon), seperti materi partikulat, sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Sekitar tiga perempat dari semua pembangkit listrik AS, kecuali yang sudah dijadwalkan untuk dekomisioning, kekurangan beberapa komponen penting untuk membatasi pelepasan racun ini.
"Hal ini akan sangat meningkatkan peringkat sumber energi terbarukan," lanjut Coequyt.
Sementara itu, kondisi angin di lepas pantai AS cukup kuat untuk menggerakkan seluruh negeri, dan pengembang yang ingin memanfaatkannya telah mengumumkan rencana untuk memasang lebih dari 29 gigawatt turbin lepas pantai, yang setara dengan sepertiga armada nuklir AS. Tetapi tidak ada proyek besar yang mendapat persetujuan pemerintah.
Biden menginginkan jaringan listrik yang sepenuhnya ramah lingkungan pada tahun 2035, tetapi dalam rencana tersebut tidak ditentukan bagaimana Biden akan mencapainya.
Pertama, ini perlu melalui Kongres, dan bahkan jika Demokrat mengendalikan kedua kamar, maka akan sulit untuk mengembangkan kebijakan tunggal yang didukung oleh setiap negara bagian. Selain itu, beberapa negara bagian, seperti California dan New York, sudah memiliki tujuan mereka masing-masing.
"Rencana ini kemungkinan besar akan menemui perlawanan besar dari Partai Republik dan juga tidak akan mendapatkan dukungan penuh dari Demokrat," menurut Wakil Presiden dan Analis Clearview, Timithy Fox.
Untuk saat ini, Biden telah berulang kali diminta untuk membatalkan proyek pipa minyak Dakota Access yang kontroversial, namun menutup aset operasi ini akan menimbulkan ancaman bagi para bankir yang telah mendanai proyek senilai $ 3.8 miliar tersebut. Selain itu, akan timbul pertanyaan apakah proyek energi ke depan dapat dibatalkan hanya dengan keputusan dari seorang presiden.
"Ini akan menjadi sebuah kekacauan besar," ungkap Bays. " Orang tidak menghargai apa yang dilakukan untuk mendanai proyek secara umum."