Anggota OPEC bertemu pada hari Senin untuk membahas produksi untuk Februari, dimana Rusia mengajukan untuk meningkatkan 500.000 bpd. Namun, sebagian besar anggota tidak setuju mengenai hal ini, oleh karena itu, negosiasi menemukan jalan buntu dan berlanjut pada hari Selasa.
Riyadh memaksakan kenaikan volume produksi, sementara Arab Saudi, sebaliknya, dengan tegas menginginkan penurunan produksi.
Selain itu, pada saat negosiasi, permintaan bahan bakar gas menurun, menurut Amrita Sen, pendiri dan direktur di Energt Ascpects.
Berita juga muncul bahwa Iran membajak sebuah kapal tanker minyak berbendera Korea Selatan di Selat Hormuz, yang terbaru dari serangkaian insiden pengiriman di Teluk Persia.
Bagaimanapun, kesepakatan dicapai pada hari Selasa, dan itu akan memotong pasokan selama dua bulan ke depan, dengan Arab Saudi mengurangi lebih banyak produksi daripada negara lain.
Arab Saudi secara khusus akan menurunkan produksi lebih dari 400.000 bpd di Februari dan Maret, dan hal ini akan mengimbangi kenaikan 75.000 bpd yang akan dimiliki oleh Rusia dan Kazakhstan.
Sementara itu, beberapa anggota lainnya, akan mempertahankan volume produksi mereka.
Ini artinya bahwa akan ada sedikit pasokan dalam pasar global dibandingkan dengan yang telah dinantikan trader. Namun meskipun demikian, ini memberikan sebagian besar anggota-anggota OPEC apa yang mereka inginkan, yaitu, dukungan harga tambahan yang dicari oleh Arab Saudi dan dorongan produksi yang diminta oleh Rusia.