Untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, AS menghentikan impor minyak mentah Arab Saudi. Ini sangat berlawanan dengan apa yang terjadi beberapa bulan lalu, saat Kerajaan tersebut mengancam akan menjatuhkan industri energi AS dengan membuka gelombang besar ekspor ke pasar.
Minimnya persediaan ini mengikuti penurunan tajam dalam pengiriman minyak mentah ke AS yang dimulai pada bulan Oktober.
Sejak kapal tanki dari Arab Saudi memakan waktu yang lama, sekitar enam pekan, untuk mencapai terminal impor baik di barat ataupun di pesisir Teluk Persia, manifestasi penurunan dalam persediaan mulai muncul baru sekarang ini.
Oleh karena itu, ini adalah pekan pertama tidak ada pengiriman di AS.
Pada waktu yang sama, pada hari Selasa, OPEC dan sekutunya sepakat memangkas produksi hingga 9,7 juta bpd, setelah produksi bebas dalam jangka pendek yang menyebabkan harga merosot.
Penurunan pasokan telah membantu mendorong cadangan minyak. Bulan lalu, harga minyak naik dapat harapan meningkatnya permintaan. Namun, peristiwa terbaru di AS terus berimbas negatif pada permintaan.
Permintaan untuk bahan bakar turun ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir, bahkan selama musim liburan, saat konsumsi biasanya tinggi.
Untuk Arab Saudi, memotong persediaan AS adalah cara tercepat mengabarkan kepada pasar bahwa mereka tengah menurunkan produksi. Pemerintah AS adalah satu-satunya yang merilis laporan persediaan dan impor minyak mentah mingguan, yang berdampak besar pada trader minyak. Negara konsumen minyak utama lainnya, seperti China, merilis laporan yang tidak tepat waktu mengenai persediaan minyak.
Pada Mei dan Juni, pengiriman dari Arab Saudi ke AS naik lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu. Pada awal Juli, kilang minyak AS menerima kelompok terakhir minyak.
Sejak itu, persediaan minyak Saudi semakin menurun. Baru dua minggu lalu, mereka mengirimkan 73.000 bpd ke AS, menurut angka awal dari Badan Informasi Energi AS (EIA).
Tapi dalam jangka pendek, pemilihan Joe Biden dapat menguntungkan Arab Saudi. Sementara pengabaian hidrokarbon akan berdampak panjang pada permintaan minyak, harapan untuk kelanjutan kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran akan mempersiapkan jalan untuk peningkatan pasokan dari minyak Iran di seluruh dunia.
"Penjualan ini akan menggantikan minyak Saudi dan ini akan berarti bahwa Arab akan perlu meminta dukungan dari AS," ujar Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.