Pada pekan pertama tahun 2021, pasar dimulai dengan pertumbuhan tak terduga dolar AS dan penurunan permintaan aset berisiko di tengah ketegangan penetapan pemenang pemilu presiden, yaitu J. Biden.
Pasar tidak hanya memperhatikan peristiwa ini, namun juga isu-isu mengenai vaksinasi besar-besaran penduduk di negara-negara Barat. Investor bahkan tidak memperhatikan apa yang terjadi di Washington 6 Januari lalu, berfokus pada kemungkinan kebijakan ekonomi presiden baru AS. Secara umum, hal tersebut dapat berkontribusi pada kelanjutan langkah-langkah stimulus, yang mengarah pada keberlangsungan pertumbuhan indeks saham global.
Pada Kamis dan Jumat, investor akhirnya memperhatikan publikasi data ekonomi penting. Mereka awalnya memusatkan perhatian pada rilis inflasi konsumen Eropa yang masih berada di zona negatif, seperti halnya penjualan ritel. Perlu dipahami bahwa perluasan pembatasan karena COVID-19 berkontribusi pada publikasi statistik yang lemah ini, yang diperkirakan akan semakin memengaruhi kemampuan Euro untuk pulih dengan kuat tahun ini.
Pada saat yang sama, kuatnya nilai indeks manajer pembelian di AS, yang mendorong pertumbuhan indeks saham global, berhasil memuaskan pasar pada hari Kamis. Tetapi data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada hari Rabu dan Jumat ternyata sangat negatif. Para investor menganggap nilai-nilai negatif data tersebut sebagai argumen terpenting bahwa pemerintahan baru J.Biden akan dipaksa untuk lebih memompa sistem keuangan dengan dolar, yang jelas merupakan faktor kuat pendukung pertumbuhan permintaan saham perusahaan dan aset berisiko lainnya. .
Dalam pandangan kami, semua ini merupakan ancaman untuk melanjutkan proses pemompaan gelembung keuangan di masa depan, yang pada akhirnya akan meledak, khususnya di Amerika. Namun, pasar belum memikirkannya, karena mereka hidup di masa saat ini. Bahkan, para investor berpendapat bahwa semakin buruk keadaan ekonominya, semakin banyak dolar yang bisa diperoleh melalui berbagai tindakan pendampingan dan insentif, yang artinya mereka akan terus membeli saham perusahaan dan aset komoditas.
Tetapi muncul pertanyaan: Mengapa dolar AS mendapat dukungan minggu lalu, padahal umumnya dolar AS selalu melemah ketika permintaan terhadap aset berisiko meningkat? Hal ini hanya dapat dijelaskan oleh pertumbuhan kuat imbal hasil Treasury, yang mendukung nilai tukar dolar dan kemungkinan meningkatnya kekhawatiran bahwa jatuhnya pasar tenaga kerja AS mungkin tidak bersifat lokal. Jika ini terjadi, investor dapat terus menghindari risiko, yang pada akhirnya akan mendukung mata uang AS.
Perkembangan acara minggu ini akan terus bergantung pada publikasi statistik. Secara umum, kami yakin bahwa tren naik indeks saham akan berlanjut, tetapi kemungkinan untuk melanjutkan penguatan dolar tidak pasti. Di sini, dinamika imbal hasil obligasi pemerintah AS perlu dipantau secara cermat. Jika dinamika tersebut berhenti dan bahkan mulai terkoreksi ke bawah, maka dolar AS kemungkinan besar akan terus turun di pasar mata uang.
Prakiraan hari ini:
Pasangan EUR/USD menetap di titik terendah lokal 1,2175 di tengah penurunan selera risiko investor. Kami yakin bahwa jika kondisi pasar tidak membaik, koreksi lokal mungkin berlanjut ke level 1,2060. Sebagai alternatif lain, jika pasangan ini menetap di atas level 1,2175 dan pasar menjadi positif, pasangan ini akan terus naik ke level 1,2235.
Pasangan AUD/USD diperdagangkan di level 0,7700. Pasangan ini dalam tekanan, meskipun data penjualan ritel Australia dan inflasi konsumen China positif. Ini disebabkan pengaruh negatif penurunan permintaan terhadap aset-aset berisiko. Kami yakin pasangan ini dapat terus turun ke 0,7640 atau naik ke 0,7800, tergantung pada suasana hati investor.
