Tampaknya pemerintahan Trump berusaha meningkatkan tekanan pada Iran sebelum akhir masa jabatannya.
Menurut Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, langkah untuk menyatakan Houthi sebagai organisasi teroris akan memberikan "alat tambahan" kepada Amerika Serikat untuk melawan ancaman keamanan di Teluk Persia. Iran adalah pelindung utama kelompok itu dalam perang saudara Yaman, dan mereka yang disalahkan atas beberapa serangan rudal dan serangan lain di Arab Saudi.
Sejak 2014, Houthi telah memerangi pemerintahan Yaman yang sudah diakui oleh PBB.
Pada hari Senin, pihak AS mengatakan bahwa mereka "memiliki hak untuk menanggapi setiap instruksi yang datang dari pemerintahan Trump atau pemerintahan lainnya."
Sedangkan menurut Yaman, mengklarifikasi kelompok tersebut sebagai teroris akan meningkatkan tekanan pada kelompok tersebut dan membantu Yaman mengakhiri "konflik yang menyedihkan dan berkepanjangan."
Bulan lalu, sebuah kapal tanker bahan bakar terkena ledakan di dekat pelabuhan Saudi di Jeddah. Meskipun kerajaan tidak menyalahkan Houthi, namun insiden itu dirasakan sebagai "tindakan teroris."
Tiga minggu sebelumnya, kapal lain rusak di terminal Saudi. Pada saat yang sama, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal di depot bahan bakar di Jeddah milik Saudi Aramco.
Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, juga menuduh kelompok tersebut melakukan penyerangan di bandara Aden pada 30 Desember, yang menurut AS telah menewaskan 27 orang.
Houthi telah secara teratur menyerang fasilitas minyak Saudi. Pada Mei 2019, mereka mengatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap pipa minyak utama Arab Saudi. Beberapa bulan kemudian, mereka juga menyerang kilang di Abqaiq.
Pada insiden terbaru, di mana drone bersenjata untuk sementara menonaktifkan sekitar setengah dari perusahaan minyak Arab Saudi, telah menyebabkan kenaikan harga minyak yang tajam. PBB mengatakan drone tersebut kemungkinan besar berasal dari Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump telah memperketat sanksi terhadap Iran dalam upaya melemahkan ekonomi mereka dan memaksa untuk berhenti campur tangan di negara-negara Timur Tengah seperti Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Akan tetapi denda baru akan mempersulit Presiden terpilih Joe BIden untuk memperbarui kesepakatan nuklir dengan negara itu, yang ditinggalkan Trump pada 2018.
Ketegangan juga mempengaruhi sekutu AS. Baru saja minggu lalu, Iran membajak sebuah kapal tanker minyak berbendera Korea Selatan. Teheran emngatakan sekitar $ 7 miliar penjualan minyak tetap di Korea Selatan karena sanksi Washington, dan perlu membayar barang, termasuk vaksin virus Corona.
Wakil menteri luar negeri Korea Selatan berada di Teheran minggu ini untuk mencoba membebaskan kapal dan membahas pendanaan.
Pompeo mengatakan AS akan menyatakan Houthi sebagai organisasi teroris pada 19 Januari. Tiga pemimpinnya, Abdul Malik al-Houthi, Abd al-Khaliq Badr al-Din al-Houthi, dan Abdullah Yahya al Hakim, akan diklasifikasikan sebagai teroris global.
Pompeo juga menambahkan bahwa upaya kemanusiaan untuk membantu korban perang di Yaman mungkin akan terhambat, tetapi Washington akan mengambil langkah-langkah untuk melawannya.
