Bank-bank anggota The Fed AS dan Wall Street kemarin merilis perkiraan ekonomi yang berani, mereka memprediksi pertumbuhan yang signifikan dalam sektor ketenagakerjaan AS selama tiga tahun ke depan. Jika ini benar terjadi, penurunan dari resesi sebelumnya akan diimbangi sepenuhnya.
Menurut perkiraan, jutaan pekerja akan segera kembali ke pasar tenaga kerja. Namun, jika hal itu tidak terjadi, maka AS akan memasuki fase pemulihan, di mana pertumbuhan upah akan tertinggal jauh dari laju pemulihan ekonomi dan produksi.
Kemarin, Wakil Ketua Fed, Richard Clarida, mengatakan krisis ekonomi yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan yang sebelumnya, karena bukan disebabkan oleh masalah ekonomi, melainkan oleh bencana alam. Begitu pandemi mereda, permintaan akan layanan dapat meroket, dan perusahaan hiburan, perjalanan, dan pariwisata akan kembali merekrut, yang akan menurunkan tingkat pengangguran negara tersebut. Untungnya, ekonomi AS saat ini lebih tahan terhadap pendemi virus, sehingga risiko diberlakukannya lockdown tidak mungkin terjadi. Clarida juga mengatakan, sebagian besar koleganya telah merevisi perkiraan jangka menengah mereka menjadi lebih positif.
Akan tetapi, masih ada beberapa pihak yang pesimis dan percaya bahwa banyak pekerjaan akan hilang untuk selamanya dan bisnis akan hancur. Akibatnya, mereka tidak mengharapkan pemulihan tajam di pasar tenaga kerja akan terjadi dalam waktu sesingkat itu. Bagaimanapun, Fed yakin tingkat pengangguran akan turun menjadi 5% pada akhir tahun ini, menjadi 4.2% pada 2022 dan 3.7% pada akhir 2023.
Dan sama halnya dengan The Fed, Goldmand Sachs juga merilis perkiraan positif untuk AS. Mereka memproyeksikan tingkat pengangguran turun menjadi 4.8% pada akhir 2021, dan kemudian kembali ke level sebelum krisis pada akhir 2023.
Dalam catatan lain, ECD akan mengadakan konferensi pers pada hari ini, di mana presidennya, Christine Lagarde, akan berbicara tentang perlunya stimulus ekonomi lebih lanjut, bersama dengan perubahan dalam kebijakan moneter. Kemungkinan besar, pelonggaran pembatasan yang diharapkan dapat mengarah pada pemulihan harga, terutama jika permintaan juga meningkat.
Dalam hal inflasi, ada kemungkinan besar bahwa ECB akan mengabaikan ekspektasi lonjakan pada tahun ini, karena kemungkinan besar bersifat sementara. Selain itu, bank fokus pada data dalam jangka menengah, bukan jangka pendek. Oleh karena itu, skenario seperti ini tidak akan mempengaruhi keputusan bank dengan cara apapun, terutama terkait dengan kebijakan moneternya.
Sedangkan untuk ekonomi Jerman, diperkirakan akan tumbuh tahun ini di tengah terjadinya peningkatan ekspor. Namun, situasi ini akan kembali ke level sebelum krisis pada tahun depan.
Secara khusus, Federasi Industri Jerman (BDI) mengatakan akan tumbuh 3.5% tahun ini, setelah menyusut sekitar 5% pada 2020. Jelas sekali bahwa COVID-19 dan penerapan lockdown telah sangat mengganggu aktifitas ekonomi. Tetapi untungnya, tahun ini ekspor diperkirakan tumbuh 6%, setelah anjlok 11% tahun lalu. Namun BDI percaya bahwa tidak akan mungkin untuk kembali ke level sebelum krisis di tahun ini, karena peluang untuk mencapainya hanya mungkin terjadi pada paruh pertama tahun 2022.
Sehubungan dengan EUR/USD, level kunci hari ini adalah 1.2225. Jika ECB mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengubah kebijakan moneter, euro dapat tumbuh ke 1.2280 dan 1.2345. Tetapi jika pertahanan mampu menekan euro turun ke 1.2175, EUR/USD akan turun ke 1.2135 dan 1.2080.
GBP
Permintaan pound meningkat tajam kemarin setelah Bank of England mengatakan tidak akan mengubah kebijakan moneternya.
Banyak yang memperkirakan bahwa suku bunga akan turun ke level negatif pada bulan Februari, namun kemarin, Andrew Bailey meredakan kekhawatiran ini dan mengatakan Bank Sentral belum siap untuk mengambil tindakan tersebut.
Keputusan seperti itu adalah sebuah kabar baik bagi para pedagang. Namun, pada saat yang sama, muncul laporan bahwa biaya pengangkutan barang ke seluruh Inggris meningkat karena Brexit. Pertumbuhan tersebut terlihat di banyak layanan, mulai dari sertifikat kesehatan, hingga pajak baru dan dokumen tambahan. Hanya 6% dari perusahaan yang mengatakan kepada Bank of England bahwa mereka sepenuhnya siap untuk hubungan baru dengan UE, jadi kekhawatiran para pemimpin perusahaan transportasi belumlah muncul.
Sebagai akibat dari situasi di atas, eksport dapat turun sekitar £ 25 miliar pada tahun ini karena lemahnya permintaan dan meningkatnya birokrasi, sehingga akan menyebabkan penurunan PDB sebesar 1.1%.
Namun meskipun demikian, GBP/USD masih diperdagangkan ke atas, bahkan bisa menembus di atas angka ke-37. Pound hanya akan turun jika pertahanan berhasil mendorong kuotasi di bawah 1.3640, karena itu pasti akan menurunkan pasangan ini ke 1.3590 dan kemudian ke 1.3505.
