Euro dan Pound melonjak di tengah statistik makro yang bagus di Eropa dan Inggris. Indikator yang kuat menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur mulai pulih, yang pada gilirannya menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di kedua negara.
Sementara itu, Jumat lalu, para pemimpin negara G7 mengadakan pertemuan, dan mereka memutuskan untuk mempertahankan level pengeluaran publik saat ini. Mereka juga sepakat bahwa pembangunan sektor kesehatan perlu difokuskan agar krisis yang terjadi saat ini tidak muncul lagi di masa mendatang.
"Kami akan terus mendukung perekonomian kami untuk melindungi pekerjaan dan mendukung pemulihan yang kuat, berkelanjutan dan seimbang," tegas para anggota.
Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan keringanan utang bagi negara berkembang.
Dalam catatan lain, Federal Reserve akan berpidato di depan Kongres minggu ini, untuk menemukan keseimbangan antara kebijakan bank sentral dan langkah-langkah fiskal yang coba didorong oleh Demokrat melalui Senat. Tetapi kemungkinan besar, ketuanya, Jerome Powell, akan menganjurkan penerapan program bantuan baru, karena dilihat dari protokol Fed terbaru, ada kebutuhan untuk lebih mendukung ekonomi dan pasar tenaga kerja, karena ketenagakerjaan masih jauh dari level target, seperti inflasi.
Besok, Powell akan berbicara di depan Komite Perbankan Senat, sementara pada hari Rabu, dia akan berbicara di Dewan Perwakilan Rakyat. Partai Republik yang menentang rencana ambisius kemungkinan besar akan memberikan tekanan pada Powell, menunjukkan risiko ekonomi yang terlalu panas. Bagaimanapun, nada suara Powell dan dukungannya untuk program Biden tampaknya tidak akan berdampak pada pasar, meskipun pernyataannya dapat membantu para pemain memahami rencana masa depan Fed mengenai kebijakan moneter.
Adapun EUR/USD, tekanan pada Euro mungkin kembali minggu ini, terutama jika kuotasi turun di bawah 1.2105. Pergerakan bearish seperti itu tentunya akan membawa Euro turun ke 1.2080, lalu ke 1.2040. Tetapi, jika bulls berhasil mendapatkan kembali kendali atas 1.2135, Euro dapat kembali ke 1.2170, dan kemudian naik lagi ke 1.2220.
Berkenaan dengan statistik makro, PMI gabungan di kawasan Euro naik menjadi 48,1 poin pada Februari, hanya sedikit lebih tinggi dari perkiraan oleh para ekonom, 48,0 poin. Meski demikian, hal ini mengindikasikan penurunan aktivitas karena nilainya di bawah 50 poin.
Lebih tepatnya. Layanan PMI turun menjadi 44.7 poin bulan ini, tetapi penurunan tersebut diimbangi oleh kenaikan tajam PMI Manufaktur menjadi 57,7 poin.
Sementara itu, PPI telah naik 0,9% y/y, dan naik 1,4% m/m. Angka-angka bagus tersebut juga menyebabkan kenaikan EUR/USD.
GBP
Penjualan ritel Inggris turun menjadi 8,2% m/m, dan turun 5,9% y/y. Tidak mengherankan, penjualan menurun di hampir semua sektor menyusul penjualan liburan. Pertumbuhan tetap hanya di luar toko-toko grosir.
Sedangkan untuk PMI gabungan, naik hingga 49,8 poin pada Februari ini, namun dinilai masih cukup lemah karena masih di bawah 50 poin. Jelas, tindakan karantina terus mempengaruhi aktivitas di sektor jasa.
Lebih tepatnya, PMI Jasa naik 49,7 poin, sedangkan PMI Manufaktur naik menjadi 54,9 poin. Peningkatan produksi ini didorong oleh pertumbuhan baru pada pesanan baru.
Berkenaan dengan GBP/USD, statistik makro yang baik berkontribusi pada pertumbuhan Pound, tetapi koreksi ke bawah masih bisa terjadi. Karenanya, posisi long harus dibuka hanya setelah kuotasi mencapai 1.3980 atau 1.3927. Di saat yang sama, terobosan di atas 1.4050 akan menyebabkan kenaikan lebih lanjut menuju 1.4120 dan 1.4190.
