Mata uang euro akhir-akhir ini berada di belakang dolar AS, meskipun keduanya memimpin pasar keuangan. Dan sementara dolar menghadapi pelemahan secara umum, euro berusaha mempertahankan posisinya saat ini.
Dinamika ruro berubah karena data ekonomi makro, terutama dari Jerman. Laporan terbaru dari negara ini mendukung mata uang tunggal tersebut dan memperkuat posisinya. Menurut statistik, indeks kepercayaan konsumen Jerman pada Maret 2020 meningkat dari revisi perkiraan Februari (-15,5 poin) menjadi -12,9 poin. Selain itu, Euro juga didukung oleh laporan optimis ekonomi Jerman untuk kuartal keempat tahun 2020. Euro naik sebesar 0,3% yang didorong oleh pertumbuhan investasi dan ekspor. Secara khusus, penurunan belanja konsumen dan pemerintah di Jerman. Pada kuartal keempat tahun lalu, investasi pada aset tetap naik sebesar 1%, sedangkan volume ekspor sebesar 4,5%. Pada saat yang sama, belanja konsumen di Jerman turun 3,3% di tengah pembatasan baru akibat COVID-19.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa situasi saat ini berkontribusi pada pertumbuhan Euro. Pada malam tanggal 25 Februari, harga melonjak ke level tertinggi yang dimulai dari Januari 2021. Pada akhir sesi Kamis, euro naik terhadap dolar dari level sebelumnya di $1.2164 menjadi $1.2239. Selain itu, euro juga mencapai rekor tertinggi $1.2240. Namun, hal positif tersebut bersifat sementara, karena euro kehilangan sebagian kenaikannya pagi ini. Dan meskipun berusaha mengejar ketinggalan, euro tidak ditutup di level yang bagus. Pada Jumat pagi, pasangan EUR/USD diperdagangkan mendekati kisaran 1.2153-1.2154. Perlu dicatat bahwa pasangan ini terus melayang di sekitar kisaran 1.1950-1.2350 beberapa minggu terakhir ini. Jadi, tren ini terus berlanjut.
Mata uang Euro kembali diuntungkan dari melemahnya dolar AS, tidak melewatkan kesempatan untuk naik. Namun, kekuatan yang berlebihan ini tidak termasuk dalam rencana ECB. Ahli strategi mata uang di BNY Mellon mengatakan bahwa itu adalah sinyal peringatan bagi regulator. Pada saat yang sama, pejabat ECB lebih memperhatikan tingkat pertumbuhan euro, daripada level spesifik pasangan EUR/USD. Analis di BNY Mellon percaya bahwa begitu pasangan ini mencapai level 1.2500 pada rapat bulan Maret, regulator akan mencoba yang terbaik untuk melemahkan euro.
Saat ini, pasar komoditas dan obligasi berada di puncak popularitasnya. Dalam hal ini, ECB terus mencermati situasi keuangan zona euro. Menurut Philip Lane, Kepala Ekonom ECB, badan ini menggunakan pembelian obligasi untuk mencegah situasi memburuk. Pada hari Kamis, aksi jual di pasar obligasi Eropa berhenti setelah pernyataan Lane, tetapi kemudian dilanjutkan beberapa saat kemudian. Pada saat yang sama, yield Eurobond terus tumbuh. Regulator siap untuk segera meredakan kondisi keuangan yang tidak sesuai dengan langkah-langkah untuk melawan COVID-19, tetapi berdampak negatif pada dinamika inflasi yang diproyeksikan di kawasan euro. Dapat diingat bahwa ECB memasukkan pertumbuhan euro yang berkelanjutan di antara faktor-faktor negatif yang mencegah pencapaian target inflasi 2%.
Persetujuan paket bantuan baru di Amerika Serikat sebesar 1,9 triliun merupakan faktor penting lainnya yang dapat memicu dinamika pasangan EUR/USD. Keputusan atas masalah ini akan dibuat hari ini. Para ahli memperingatkan bahwa jika paket bantuan penuh disetujui, inflasi bisa melonjak dengan pesat. Ini difasilitasi dengan masuknya media AS berikutnya. Penerapan skenario tersebut dapat "menggelembungkan" pasar saham ke ukuran yang luar biasa. Khawatir dengan skenario tersebut, banyak investor meninggalkan dolar AS. Jika ini berkembang, mata uang nasional tersebut akan memburuk di pasar keuangan, berisiko berada dalam tekanan peningkatan tajam uang beredar.
