Emas berjangka COMEX bulan Juni menurun $15,40, atau 0,8%, menjadi $1,888,70 per ounce. Ini adalah harga penutupan terendah untuk kontrak yang paling aktif diperdagangkan sejak 25 Februari. Perak berjangka Mei turun 8 sen, atau 0,3%, menjadi $23,46 per ounce.
Emas terhambat oleh kenaikan lebih lanjut dalam Dolar, yang naik ke level tertinggi sejak 2017 di ICE, jelas para analis. Dolar yang menguat telah membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang itu lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar mendapatkan support di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih aktif oleh Fed dan pembatasan langkah-langkah stimulus di tengah rekor pertumbuhan inflasi.
Rupert Rowling, seorang analis di Kinesis Money, menjelaskan bahwa harga emas tidak bisa bertahan di atas $1.900, meskipun situasi saat ini di dunia harus mendorong pembelian logam ini, yang dianggap sebagai aset defensif. Dinamika tersebut mencerminkan tingkat pengaruh tindakan Federal Reserve AS di pasar.
Ahli juga mencatat bahwa kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS hampir dijamin pada bulan Mei dan Juni, dan sangat mungkin terjadi pada bulan Juli. Dengan latar belakang ini, minat investor terhadap emas, yang tidak memberikan jaminan pendapatan, melemah. Sekitar sebulan yang lalu, kuotasi emas melebihi $2.000 per ounce.
Dia juga menambahkan bahwa $1.900 per ounce secara historis dianggap sangat tinggi. Mengingat keadaan pasar yang rapuh saat ini, harga dapat dengan cepat melanjutkan pertumbuhan di tengah meningkatnya ketakutan investor.
Tembaga berjangka Juli naik 0,2% menjadi $4,475 per pound.
Platinum berjangka Juli turun 0,2% menjadi $910,40 per ounce, sementara Paladium berjangka Juni naik tipis 0,8% menjadi $2.195,10 per ounce.
