Meskipun harga telah melonjak secara nyata dari level terendah 10-bulan terakhir, bulls emas masih tidak memiliki apa pun untuk kita banggakan.
Bahkan ketika emas ditutup di atas $ 1,700, atau ketika pemerintah AS menyetujui tagihan bailout sebesar $ 1.9 triliun yang telah lama dinantikan dan Bank Sentral Eropa yang meningkatkan pengeluaran sebagai bagian dari program pembelian aset daruratnya.
Semua peritiwa yang kami sebutkan diatas seharusnya cukup mendukung bagi emas, karena bersifat inflasi dan mengarah pada pencetakan uang lebih lanjut. Namun, para investor hampir tidak menyadarinya. Sebaliknya, mereka terus fokus memperbaiki kondisi ekonomi.
Pasalnya, setelah menandatangani RUU stimulus baru, Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa pemerintah AS akan membeli tambahan 100 juta vaksin. Yang hal ini akan menyebabkan imbal hasil Treasury mencapai tertinggi baru sepanjang masa, yaitu di atas 1.6%.
Pernyataan yang diberikan selama konferensi pertambangan yang diadakan baru-baru ini juga menunjukkan kondisi logam lain yang lebih menguntungkan daripada emas.
Tembaga dan logam dasar lainnya yang terkait dengan pengembangan energi hijau telah menarik banyak perhatian, sehingga banyak analis memperkirakan sektor ini akan menarik lebih banyak modal investasi bila dibandingkan dengan emas.
Tetapi, bahkan jika emas kehilangan sedikit kilaunya akhir-akhir ini, beberapa pemain utama masih mendukung logam tersebut.
Mark Bristow, CEO Barrick Gold, produsen emas terbesar kedua di dunia, memperkirakan akan kembali terjadi lonjakan harga emas.
"Kondisi ini hampir sama dengan yang terjadi pada tahun 2008. Namun yang membedakan adalah likuiditas yang disediakan antara 2009 dan 2011 disita oleh perbankan. Dan kali ini, dari pasar," menurut Bristow.
Sementara itu, CEO DoubleLine, Jeffrey Gundlach mengatakan emas siap untuk rebound karena aksi jual yang terjadi baru-baru ini sangat "kuat".
"Kami rasa harga emas tidak akan akan jatuh," ungkap Gundlach.
Hal yang sama disampaikan oleh Peter Grosskopf, CEO Sprott Inc, yang juga mencatat bahwa dia melihat nilai nyata dalam logam mulia dan inflasi akan segera mendorong emas untuk naik
Dan dalam jajak pendapat Bloomberg pada Jumat lalu, persentase opini yang lebih besar sedang menuju situasi bulls.
