Emas baru-baru ini menunjukkan stabilitas yang mengesankan. Harganya sedikit berubah ke arah penurunan, tetapi begitu turun, harga segera naik. Oleh karena itu, futures April untuk aset klasik menutup turun 0,5% pada hari Kamis. Dalam istilah moneter, perbedaannya lebih dari $8. Hari ini, emas menunjukkan peningkatan simbolis lagi. Harga naik 0,03% di bursa Comex, sehingga menambahkan $0,55. Sekarang, logam kuning terus diperdagangkan dalam tren sideways di sekitar $1.730. Berdasarkan data pagi hari ini, logam mulia tersebut mendekati level $1.725.75.
Menurut para ahli, pergerakan kuotasi emas minggu ini terlihat seperti fluktuasi yang stabil. Namun, berapa lama akan mempertahankan kecepatan? Selama ini, para analis masih kesulitan untuk memberikan prakiraan yang detail karena minimnya dorongan yang kuat yang mampu mendorong harga logam mulia tersebut naik. Trader masih mengharapkan sinyal tertentu dan jelas yang dapat membentuk arah harga lebih lanjut. Perlu dicatat bahwa harga emas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda, dan tidak mungkin untuk mengatakan secara pasti mana dari mereka yang akan memberikan tekanan terkuat.
Faktor lain yang mendukung pertumbuhan harga emas adalah situasi epidemiologi. Kasus virus Corona yang terus naik menimbulkan keraguan bahwa aktivitas ekonomi di dunia akan segera pulih. Karena itu, trader lebih suka berinvestasi bukan pada aset berisiko, tetapi pada aset yang lebih andal.
Selain itu, Carlo Alberto de Casa, Kepala Analis di ActivTrades (perusahaan pialang Inggris), menyatakan bahwa setiap perubahan signifikan dalam harga pasar saham dapat menjadi dorongan yang baik untuk rally yang baru pada emas. Ahli juga mencatat bahwa pertumbuhan logam yang ditunjukkan tampak didukung oleh volume likuiditas yang serius – bank sentral telah meningkatkan sistemnya selama beberapa bulan terakhir.
Di sisi lain, analis juga mengidentifikasi berbagai faktor yang berdampak negatif pada pasar emas. Misalnya, penyebaran vaksinasi yang cepat di dunia dan pemulihan ekonomi yang diharapkan di AS dapat berkontribusi pada pergerakan menurun emas. Selain itu, harga aset klasik sangat terkait dengan obligasi pemerintah AS. Jadi, jika imbal hasil terus naik dalam waktu dekat, maka mau tidak mau emas akan turun.
Margaret Young, analis dari DailyFX, juga memperkirakan hal yang sama. Dia meyakini bahwa emas akan mempertahankan tren penurunan dalam waktu dekat di tengah menguatnya Dolar AS yang terus berlanjut dan optimisme inflasi yang semakin meningkat. Perlu diingat bahwa harga mata uang AS telah meningkat hampir 1% selama 4 hari terakhir, yang memungkinkannya untuk kembali ke indikator maksimum yang tercatat pada November 2020 lalu.
