Berbeda dengan mata uang AS, Euro menjaga stabilitas untuk waktu yang cukup lama tanpa membuat pergerakan naik atau turun yang tajam. Namun, para pakar percaya bahwa banyak yang dapat berubah sekarang dan tren penurunan dapat mendorong euro ke bawah.
Tindakan ECB pada akhir pekan lalu berkontribusi pada penurunan moderat mata uang Eropa. Dapat diingat bahwa perwakilan regulator mencapai kesimpulan mengenai dampak inflasi yang berlebihan terhadap ekonomi. Menurut Robert Holzmann, Anggota Dewan ECB, kehawatiran yang berlebihan mengenai inflasi tidak berdasar, karena sekarang inflasi terkendali. Situasi saat ini berkontribusi pada penurunan imbal hasil obligasi Eropa, dan dengan itu menarik euro.
Mata uang tunggal Eropa jatuh drastis untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, meski berhasil pulih. Jumat lalu, pasangan EUR/USD kehilangan 0,2%, turun ke level 1.2135. Euro juga menunjukkan penurunan tajam dan signifikan. Pada Senin pagi, pasangan mata uang utama ini diperdagangkan di dekat level 1.2102, mencoba untuk mengejar.
Para analis percaya bahwa situasi saat ini menandakan ketidakseimbangan dalam penjualan, karena penurunan terkini dalam EUR hampir sepenuhnya mengimbangi kenaikan. Menurut para pakar, EUR/USD didominasi oleh mood "bearish" pada akhir pekan sebelumnya. Skenario ini mengarah pada fakta bahwa trader mulai mengurangi posisi euro mereka setelah dua bulan menaikkannya. Para pakar yakin bahwa penguatan tren ini akan berkontribusi pada tumbangnya pasangan EUR/USD.
Dalam kasus ini, mereka mempertimbangkan level 1.2123 sebagai level resistance baru untuk mata uang Euro. Awal pekan yang baru ditandai oleh kenaikan tipis mata uang ini, yang dimulai di level 1.2092. Para pakar menyebutnya level support yang lemah. Mempertimbangkan faktor-faktor terkini, analis menyarankan untuk fokus pada short position dalam mata uang Eropa.
Pelemahan Euro membantu memperkuat dolar AS, yang belakangan ini turun drastis. Pada akhir pekan lalu, USD memperkuat posisinya secara signifikan di pasar luas, memanfaatkan penurunan lawannya untuk pasangan EUR/USD. Namun, para pakar mengharapkan penurunan lebih lanjut dalam dolar dalam jangka menengah dan panjang, karena Fed tidak akan mengubah apapun dalam kebijakan moneter saat ini. Dapat diingat bahwa Fed berencana untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ultra lunak, yang akan menyebabkan pelemahan tipis dolar melawan sebagian besar mata uang.
Menurut analis, mata uang AS akan tetap rentan dalam waktu dekat. Upaya dolar baru-baru ini untuk tetap mengambang tidak selalu berhasil. Karena itu, Euro juga tidak terlihat seperti pemenang, meski mencoba untuk memanfaatkan kejatuhan lawannya. Para pakar menekankan bahwa mata uang tunggal itu tidak selalu memiliki cukup kekuatan untuk melanjutkan pertumbuhannya. Mereka percaya bahwa EUR/USD sebaiknya beristirahat dan pulih agar dapat menemukan sumber daya untuk tren kenaikan lebih lanjut.
