Kemarin, Presiden AS Joe Biden, menandatangani hari libur baru - Juneteenth, yang merupakan hari libur untuk merayakan pembebasa budak yang terjadi pada tahun 1865, menyusul kemenangan para penentang perbudakan dalam Perang Saudara. Libur ditetapkan pada tanggal 19 Juni, namun karena tanggal tersebut merupakan akhir pekan, maka hari liburnya akan di undur pada 18 Juni. Oleh karena itu, sebagian besar kantor di AS hari ini tutup, meskipun bursa tetap buka.
Juga kemarin, indeks AS bergerak ke arah yang berbeda: Dow Jones tergelincir sebesar 0,6%, sementara Nasdaq naik 0,9%. Sementara itu S&P 500, masih di posisi yang sama.
Telah terbukti, bahwa pasar pulih dari keterkejutan yang dialaminya ketika Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang telah dijadwalkan. Bank sentral juga membahas kemungkinan penurunan pembelian obligasi, yang akhirnya mendorong kenaikan harga dolar sebesar 2%.
Sedangkan pada pasar Asia, kondisinya turun pagi ini. Indeks Jepang turun 0,1%, sementara indeks China turun 0,5%.
Terlihat bahwa, inflasi di Jepang naik 0,1% di bulan Mei, sehingga Bank of Japan membiarkan suku bunga tidak berubah pada angka -0,1%.
Kembali ke AS, pemerintahan saat ini mengungkapkan bahwa mereka akan menginvestasikan lebih dari $ 3 miliar dalam pengembangan dan produksi pil antivirus untuk mengobati virus corona. Mereka mengatakan rencana ini bisa sangat membantu dalam usaha memerangi COVID-19, terutama dalam menyelamatkan nyawa.
Terkait dengan kondisi pandem COVID-19, hingga Kamis, jumlah infeksi baru COVID-19 di dunia tercatat sekitar 350.000. Sekitar 70.000 berasal dari India, sedangkan 60.000 berasal dari Brasil. Baik Inggris dan AS masing-masing memiliki 11.000 kasus.
Beranjak ke situasi pada pasar minyak, koreksi mendalam telah dimulai kemarin. Harga turun sebanyak 3%, semua karena pengumuman yang telah dilakukan oleh Federal Reserve. Sekarang, harga turun 0,7%, sehingga Brent diperdagangkan pada $72,60, sedangkan WTI berharga $70,50. Penurunan lebih lanjut dapat terjadi kemudian, hingga $60 - $65.
Dengan mempertimbangkan seluruh situasi ini, S&P 500 sekarang berada di 4,224 poin, dan diperkirakan akan berkisar dari 4,180 - 4,260 poin.
Wall Street Journal mengatakan bahwa penyebabnya adalah kenaikan inflasi global yang berkelanjutan, yang terjadi karena kebijakan agresif Fed mendukung pertumbuhan. Untuk lebih spesifik, hal ini memicu peningkatan tajam dalam permintaan komoditas, yang mengarah ke inflasi.
Namun The Fed meyakini bahwa lonjakan harga komoditas akan berumur pendek. Misalnya, lumber futures kini telah turun 40%, setelah meroket di bulan April-Mei.
Pada dolar, indeks USD mencapai 91,90 poin, berkat keputusan The Fed ini. Kemungkinan besar USD akan melompat lebih jauh ke 91,50 - 92,20 poin. Dengan demikian, EUR/USD turun dari 1,2000 ke 1,1900, dan bahkan mungkin jatuh ke 1,1700 dalam beberapa minggu mendatang.
Adapun pada pasangan mata uang USD/CAD, saat ini berada pada angka 1,2370, dan diperkirakan akan diperdagangkan di sekitar 1,2300 - 1,2470. Kenaikan dolar terhadap loonie kemungkinan akan terus berlanjut, tetapi akan ada zona resistance kuat di 1,2500 - 1,2600.
Kesimpulan: Situasi penutupan minggu ini sangat penting untuk pasar AS, terlebih lagi apakah investor siap untuk gelombang pertumbuhan baru, setelah posisi baru Fed dalam kebijakan moneter.