Emas naik dengan tajam minggu lalu, diperdagangkan pada harga diatas $1.800 per ons menjelang pernyataan kebijakan moneter Fed minggu mendatang.Emas naik 1,4%, dan dalam COMEX mencapai nilai sekitar $ 1808.
Tentunya, pidato Ketua Fed Jerome Powell yang akan datang adalah sesuatu yang harus diwaspadai.
Selain itu, beberapa laporan ekonomi yang akan dirilis minggu ini juga akan membantu pasar menilai situasi saat ini. Dengan itu, investor akan memahami kondisi perekonomian dan seberapa agresifnya Fed akan bergerak maju.
Diantara laporan-laporan ini adalah data inflasi AS dan penjualan ritel, yang akan dirilis pada hari Selasa dan Jumat. Dan pada hari Rabu, akan ada data terkait PPI AS, diikuti dengan laporan klaim pengangguran hari Kamis.
Minggu lalu, FOMC merilis notulen rapat terbaru mereka, yang mengisyaratkan bahwa bank sentral siap mengambil pendekatan agresif terkait kebijakan moneter. Bart Melek, ketua strategi komoditas di TD Securities, mengatakan Fed tentunya tidak ingin mengorbankan stabilitas harga untuk ketenagakerjaan penuh.
Sesuai dengan hal ini, OANDA Senior Market Analyst Edward Moya mengatakan minggu ini ada ditangan emas, dan kemungkinan harga logam mulia itu akan naik, berkat perdagangan yang lebih aktif di pasar.
Pengendali utama adalah keputusan terkini dari bank sentral, yanag, pada saat ini, telah mengisyaratkan beberapa fleksibilitas.
Sebagai contoh, China mengatakan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dipegang bank sebagai cadangan 50 basis poin dimulai pada 15 Juli.
Imbal hasil Treasury AS juga mulai mengkhawatirkan pasar, seiring imbal hasil 10 tahun turun dibawah 1,3% minggu ini.
Melek mengatakan hal ini menunjukkan bahwa emas memiliki peluang lebih besar mencapai $1.900 selama beberapa bulan mendatang. Namun, juga terdapat kemungkinan bahwa emas akan tetap pada kisaran saat ini karena banyak trader mengambil liburan musim panas, ucap analis Saxo Bank Ole Hansen.