Departemen Perdagangan AS merilis data ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi pada hari Kamis.
Laporan itu menunjukkan bahwa pada kuartal kedua, PDB AS tumbuh hanya 6,5% dan bukan seperti yang diharapkan 8,5%. Data untuk kuartal pertama juga di-downgrade dari 6,4% ke 6,3%.
Tetapi, bahkan jika perkiraan tidak tercapai, data PDB kuartal 2 masih mencatatkan lonjakan terbesar pertumbuhan sejak kuartal 3 2020, ketika ekonomi mulai pulih setelah karantina awal.
Konsumsi pribadi naik karena peningkatan di berbagai layanan, termasuk makanan dan penginapan. Volume kendaraan dan produk kekayaan intelektual juga naik, berkat penelitian dan pengembangan.
Dari segi inflasi, lonjakan 6,4% terlihat dalam indeks harga PCE. Sementara itu, PCE dasar, diluar harga pangan dan energi dan target inflasi yang diinginkan Federal Reserve, tumbuh 6,1%.
Ekonom CIBC Katherine Judge mengatakan perlambatan dalam pertumbuhan PDB saat ini disebabkan oleh investasi rumah, inventaris dan belanja pemerintah yang lemah.
Pasar buruh AS juga terus mengalami kesulitan dan ini dapat terlihat dalam data terbaru pada klaim tunjangan pengangguran.
Data yang dirilis hari Kamis mengungkapkan bahwa aplikasi awal untuk tunjangan pengangguran turun di bawah perkiraan, karena angkanya turun hanya 24.000 ke 400.000.
Oleh karena itu, ini memicu tren bullish dalam emas.
Pada perkiraan sebelumnya, para analis mengatakan klaim tunjangan pengangguran awal akan turun di bawah 400.000.
Sedangkan untuk klaim berulang, jumlahnya melambung hingga 7.000 ke 3,269 juta.
Semua faktor ini menyeret turun dolar, tapi mendorong emas naik.