Saat ini terjadi kenaikan jumlah kasus virus corona di seluruh dunia. Ini berlaku untuk negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi dan negara-negara dimana vaksinasi baru saja dimulai dan berjalan lambat. Varian delta yang lebih berbahaya dan menular menyerang hampir semua negara di dunia. AS tidak terkecuali. AS masih di posisi pertama di dunia dalam hal jumlah kasus penyakit, serta dalam hal jumlah kematian akibat COVID-19. Belum lama ini, terjadi kenaikan yang cukup kuat, meski tidak merata, dalam jumlah kasus penyakit di Amerika. Sebagai contoh, 254.000 infeksi baru tercatat pada 6 Agustus, sementara pada 7 Agustus, hanya 44.000 kasus yang tercatat. Bagaimanapun, angka rata-rata harian kasus baru semakin meningkat, di Amerika, dimana sekitar 50% penduduk dewasanya telah menerima dua dosis vaksin, kita dapat membahas mengenai gelombang keempat pandemi. Namun, angka ini berarti bahwa 200 juta warga Amerika belum sepenuhnya divaksin, sehingga virus masih memiliki ruang untuk mengembara. Kepala Institut Kesehatan Nasional AS, Francis Collins, percaya bahwa vaksinasi tidak efektif dan pada umumnya, gagal. Menurutnya, tingkat vaksinasi seharusnya bisa jauh lebih tinggi. Khususnya di beberapa negara bagian, dimana vaksinasi berhenti bersamaan belum lama ini. Collins juga memperingatkan bahwa jumlah kasus dapat tumbuh lebih besar ketika tahun ajaran sekolah dimulai dan jutaan murid duduk di bangku sekolah mereka. Ditambah, musim gugur akan dimulai, waktu yang lebih dingin dalam setahun ketika orang-orang mulai sakit. Pada waktu yang sama, ketua epidemiologis AS, Anthony Fauci, mengatakan bahwa sebagian warga Amerika (dengan imunitas yang rentan) akan membutuhkan vaksinasi ketiga, booster, tapi bahkan dalam kasus ini, respon imum mereka terhadap virus corona akan melemah seiring waktu. Menurut Fauci, efektivitas vaksin Pfizer akhir-akhir ini turun ke 84%, tapi ini masih hasil yang sangat bagus dan kita perlu melanjutkan vaksinasi penduduk. Dengan demikian, AS dapat segera menghadapi gelombang baru pandemi berskala penuh, yang akan benar-benar diluar kendali Joe Biden, yang selama pemilihan presidennya menempatkan perlawanan terhadap virus corona di posisi pertama. Rating popularitasnya akhir-akhir ini turun drastis, dan sudah muncul banyak insiden terkait presiden AS selama 6 bulan pertama pemerintahannya. Dengan demikian, meskipun terdengar paradoks, peluang Donald Trump memenangkan pemilihan presiden 2024 semakin tumbuh. Sedangkan untuk ekonomi, tidak ada yang mengancamnya sejauh ini, karena otoritas AS tidak berencana memperkenalkan karantina baru dan menutup ekonomi.
