Perusahaan milik negara India Bharat Petroleum dilaporkan membeli volume yang meningkat dari minyak AS seiring permintaan dinegara tersebut terus melaju dan harga minyak AS yang rendah membuat pembelian menarik.
Alasan utama untuk pertumbuhan permintaan tajam ini adalah penghapusan terbaru dari pembatasan negara. Faktanya, Juli ini, permintaan bahan bakar naik ke level tertinggi sejak April.
Konsumen Asia melihat minyak AS sebagai hal yang lebih menarik karena OPEC dan sekutunya saat ini membatasi produksi.
Sejauh ini, Bharat Petroleum telah membeli sekitar 9 juta barel minyak mentah AS untuk pengiriman di bulan Agustus, September dan Oktober.
Ini lebih dari setengah dari 17 juta barel yang dibeli oleh perusahaan antara Januari dan Juli. Negara-negara Asia lainnya, termasuk China dan Korea Selatan, juga mendorong pembelian mereka bulan ini.
India terutama membeli WTI Midland, minyak mentah yang diproduksi di wilayah serpih atas Amerika Serikat. Namun juga membeli West Texas Light (WTL) karena harga yang menarik.
Kilang milik negara lainnya, Indian Oil, sedang mencari minyak murah, namun saat ini menyasar pasar Afrika Barat.
Awal tahun ini, perusahaan penyulingan milik negara memangkas pembelian dari Arab Saudi karena hubungan antara New Delhi dan Riyadh memburuk akibat kenaikan harga minyak. Tetapi mereka melanjutkan pembelian reguler pada Juni sejak Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah memasok oksigen medis cair dan memberikan perawatan medis ke India.
Dalam beberapa pekan terakhir, ekspor minyak AS turun karena permintaan bahan bakar yang fluktuatif di seluruh dunia. Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan bahwa rata-rata volume empat minggu turun menjadi 2,4 juta barel per hari, terendah sejak Februari 2019. Namun demikian, analis memperkirakan kenaikan yang berkelanjutan dalam beberapa bulan mendatang.
