Pekan lalu, ada sentimen pasar yang cukup menarik. Hal ini terutama terkait dengan simposium ekonomi di Jackson Hole dan ketua Federal Reserve System (FRS) AS, Jerome Powell. Seperti yang diharapkan sebagian besar investor, dalam pidato Powell di simposium tahunan ini, meskipun diadakan dalam format virtual, Powell setidaknya dapat memberi petunjuk tentang waktu dimulainya serta jadwal selanjutnya untuk mengurangi program pelonggaran kuantitatif (QE). Namun, seperti yang kami asumsikan pada hari Jumat lalu, sepertinya tidak mungkin kita mengharapkan hal yang spesifik dari kepala The Fed tersebut. Meskipun pemulihan ekonomi Amerika terpantau bergerak agak cepat, hal itu terjadi secara tidak merata dan dengan beberapa ekses, seperti peningkatan inflasi, ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, dan bahkan statistik makroekonomi yang tidak memadai.
Namun, langkah-langkah yang diambil oleh The Fed terlihat membuahkan hasil, dan ini terlihat dalam pemulihan pasar tenaga kerja AS yang cukup cepat dan kurang lebih dapat dikatakan stabil. Nah, epik dengan COVID-19 sudah begitu berpengaruh sehingga tidak ada keinginan khusus bagi mereka untuk membahas mengenai pandemi ini. Namun demikian, Ketua The Fed kembali menyebut situasi seputar COVID-19 sebagai risiko yang signifikan, dan sulit untuk membantahnya. Jika strain yang lebih menular daripada varian Delta mulai muncul, banyak negara harus kembali ke tindakan pembatasan yang ketat, yang akan memiliki dampak paling negatif pada laju pemulihan ekonomi Amerika dan seluruh dunia. Secara umum, inti utama pidato Powell di simposium bermuara pada fakta bahwa dalam kondisi yang menguntungkan, Bank Sentral AS dapat mulai mengurangi pembelian aset pada akhir tahun ini, dan proses ini akan dapat diselesaikan sepenuhnya.
Adapun pada berita mengenai hubungan perdagangan internasional, Jerman adalah mitra dagang utama Cina di Eropa hingga saat ini, dan ini sangat wajar. Sebagian besar barang dan produk dari China dikirim ke Jerman. Namun, setelah Brexit dan pandemi COVID-19, situasinya berubah. Inggris, dalam banyak hal secara tak terduga, mengambil alih lokomotif perdagangan terbesar Eropa. Kini Inggris telah menjadi mitra Eropa terbesar dalam hal permintaan produk dari Cina. Namun, ini mungkin fenomena sementara, setelah itu semuanya akan kembali normal. Saat ini, situasi tersebut tidak begitu penting secara fundamental.
Mingguan
Kami beralih ke analisis grafik harga, dan di sini, untuk EUR/USD, terjadi beberapa kejutan. Jadi, menurut hasil perdagangan pada 23-27 Agustus, pasangan GBP/USD meningkat. Namun, pada saat yang sama, perdagangan minggu lalu dimulai sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya, dan harga penutupan candle bullish terakhir turun secara signifikan dari pembukaan perdagangan minggu sebelumnya. Dengan demikian, model pembalikan dari analisis candle "Harami" muncul di grafik mingguan pasangan mata uang GBP/USD. Intinya, ini adalah model pembalikan bullish. Namun, itu bukan yang terkuat dan tidak selalu berhasil oleh pasar.
Kami melihat bahwa pasangan itu dijepit. Di bagian atas, jalan diblokir oleh garis merah Kijun dari indikator Ichimoku, dan di bagian bawah, batas atas awan Ichimoku dan 50 MA didukung dengan baik. Berdasarkan gambaran teknis yang diamati pada grafik mingguan, membuat keputusan perdagangan pada GBP/USD cukup sulit. Ada banyak hambatan kuat di bagian atas, dan ada fondasi di bagian bawah, yang dapat dilekati jika ada tekanan. Dengan semua kecenderungan pasangan untuk tumbuh, saya sarankan memastikan ke arah itu sendiri dan hanya setelah itu masuk ke pasar. Hari ini, kita akan mengamati dengan bagaimana suasana hati para pelaku pasar akan menghabiskan hari perdagangan pertama dari periode lima hari saat ini, dan besok, mungkin, mereka akan mencari opsi untuk memasuki pasar.
