Meskipun permintaan dan harga minyak telah meningkat, OPEC kemungkinan akan mempertahankan produksi yang telah direncanakannya untuk bulan November. Ini berarti pada rapat berikutnya, koalisi tidak akan menggenjot produksi melebihi 400.000 barel per hari.
Komite Teknis Bersama (JTC) bertemu pada hari Rabu dan membahas bahwa pasar minyak kemungkinan besar akan mencapai support 1,4 juta b/d pada tahun depan, tipis di bawah prediksi 1,6 juta b/d.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo mengatakan kesepakatan saat ini membantu menjaga keseimbangan di pasar minyak.
Tapi tahun ini, pasar tidak dapat mengelak dari defisit sebesar 1,1 juta b/d, dengan asumsi kenaikan dalam permintaan sekitar 6 juta b/d. Kemudian, tahun depan, permintaan akan naik 4,2 juta b/d.
Menteri-menteri OPEC akan bertemu secara online pada hari Senin untuk mengulas penemuan-penemuan JTC sebelum mengambil keputusan final.
Sementara itu, Gedung Putih, yang mengangkat kekhawatiran mengenai tingginya harga pada bulan Agustus, mengatakan sedang dalam perbincangan dengan OPEC dan tengah mempelajari cara untuk menurunkan harga minyak.
India, yang merupakan importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, mengatakan lonjakan dalam harga minyak akan mempercepat transisi ke sumber energi alternatif.
Sebelumnya, menteri-menteri energi Irak, Nigeria dan Uni Emirat Arab mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir kelompok itu tidak melihat pentingnya mengambil langkah-langkah darurat untuk mengubah perjanjian yang ada.
Tapi Nigeria dan Angola akan berjuang untuk memenuhi kuotasi OPEC mereka hingga tahun depan karena kurangnya investasi dan permasalahan pemeliharaan.
Ini berarti bahwa untuk setiap kenaikan produksi yang signifikan, OPEC akan bergantung pada produsen dengan kapasitas cadangan seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
