Peristiwa ini sedang berlangsung seperti dalam blockbuster Hollywood dimana kabel yang diperlukan dipotong tepat waktu untuk menghentikan hitung mundur ledakan bom atom dan dunia terselamatkan. Peristiwa serupa berlangsung di Amerika Serikat. Negara ini beresiko default dan ditutup. Jika Presiden Joe Biden tidak menandatangani undang-undang untuk meningkatkan plafon utang pada tengah malam, itu akan menghasilkan dampak ledakan bom. Namun, Presiden telah menandatangani undang-undang pada saat terakhir bahkan tanpa melihat. Sekilas, begini tampilannya. Namun, melihat lebih dekat pada apa yang telah terjadi, menjadi jelas bahwa semuanya bahkan lebih menarik dan rumit
Pertama-tama, Kongres memilih menentang peningkatan plafon utang di akhir 2022. Keputusan ini membuat yang lain terkejut, khususnya Senator, yang setuju untuk melewati langkah stopgap yang mendanai pemerintah pada 3 Desember, 2021. Segera setelah undang-undang diterima Senat, itu akan segera di draf dan dikirimkan ke presiden. Secara khusus, tahun fiskal di AS berakhir kemarin. Mulai saat ini, pemerintah harus diberikan dana dari anggaran baru yang masih belum disetujui. Keputusan untuk mencabut plafon utang nasional dimaksudkan untuk memenangkan legislator beberapa waktu untuk melaksanakan anggaran.
Sementara itu, baik Demokrat dan Republik melakukan segalanya untuk memastikan bahwa tidak ada anggaran sama sekali. Dengan demikian, Pimpinan Senat Republik mengatakan bahwa anggara dapat dilaksanakan jika program sosial Joe Biden dipangkas hingga $1,5 triliun dari $3,5 triliun. Pimpinan Demokrat di Kongres, pada akhirnya, menunda rencana pemilihan terkait undang-undang infrastruktur. Kita tentunya akan melihat bagaimana pihak akan memperebutkan alokasi anggaran. Meskipun demikian, fakta bahwa negara telah berhasil keluar dari default mendorong greenback.
Dengan jelas, ditengah semua hal yang terjadi, tidak ada yang memperhatikan data ekonomi makro. PDB AS triwulan 2 muncul sesuai dengan estimasi awal, naik ke 12,2% dari 0,5% di periode sebelumnya. Klaim pengangguran awal naik 11 ribu selain dari turun 16K. Sementara itu, klaim pengangguran berlanjut turun 18K sementara itu angka diperkirakan akan naik 2K.
Amerika Serikat Melanjutkan Klaim Pengangguran:
Meskipun situasi dengan utang publik sudah tampak stabil di Amerika Serikat, krisis energi di Eropa tampak tidak lagi memburuk. Euro dengan jelas oversold. Namun, itu tidak berarti bahwa koreksi akan segera dimulai. Hari ini, laporan inflasi zona euro dijadwalkan akan rilis. Hasilnya mungkin akan mengecewakan investor. Dalam skenario kasus terbaik, harga konsumen akan naik 3,1% dari 3,01%. Dalam kasus terburuk, inflasi akan melaju ke 3,3%. Inflasi terus naik, menunjukkan resiko besar pada perekonomian. Pada waktu yang sama, ECB tidak melakukan apapun untuk menangani masalah. Itulah mengapa euro kemungkinan akan turun hari ini.
Inflasi Zona euro:
Meskipun terdapat statis oversold, tren bearish pada EUR/USD telah meningkat. Kuotasi berkonsolidasi dibawah level support dari 1,1600.
Relative Strength Index (RSI) telah berada dibawah 30 untuk tiga hari berturut-turut, menandakan pasar oversold.
Grafik harian menunjukkan tidak hanya kelanjutan dari siklus penurunan, namun upaya untuk mengubah tren jangka menengah.
Outlook:
Euro tetap dibawah tekanan bearish. Kuotasi dibawah 1.1600. Jika minat spekulatif tetap kuat pada pasar, penurunan lebih lanjut menuju 1.1500 - 1.1450 akan berlangsung meskipun terdapat statis oversold pasangan.
Harga akan naik kapanpun. Namun, kemungkinan tidak akan mengubah situasi saat ini pada pasar.
Dalam hal analisis indikator rumit, indikator teknikal menandakan akan menjual pasangan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan intraday trading ditengah ekstensi dari tren penurunan.
