Risiko stagflasi (stagflation) kembali naik karena krisis energi yang akan datang semakin memperkuat kekhawatiran mengenai inflasi. Para analis mengatakan ini adalah kabar bagus untuk emas, yang menunjukkan minat pembelian yang kuat di bawah $1.750 per ounce pada pekan ini.
Setelah turun ke level $1.720 per ounce di pertengahan pekan, emas dengan cepat rebound ke $1.760 pada hari Jumat.
Tekanan awal pada emas datang saat pasar bersiap menghadapi pengetatan the Fed pada bulan November. Ini memicu imbal hasil obligasi Treasury AS dan dolar AS yang lebih tinggi.
Namun, pertumbuhan dalam harga emas pada akhir pekan menunjukkan bahwa permainan masih jauh dari akhir, karena kekhawatrian baru mengenai stagflasi dan prospek baru tampak sangat menjanjikan untuk logam kuning ini.
Menurut Co-Director dari Walsh Trading, Sean Lusk, emas mengakhiri pekan yang bergejolak dengan mood optimis.
"Dolar AS mengambil jeda dan imbal hasil obligasi kembali turun. Tapi akan ada tekanan inflasi lainnya. Ada banyak masalah rantai pasokan," ujarnya.
Perdebatan mengenai batas atas utang juga akan berlangsung pekan ini. Meskipun pemerintah AS menghindari perpecahan suara pada hari Kamis di level federal ketika Senat dan House of Representatives meloloskan legislasi untuk mengamankan pendanaan pemerintah hingga 3 Desember, tenggat waktu default pada 18 Oktober masih memberikan tekanan.
Pertumbuhan dalam imbal hasil obligasi Treasury, serta dolar AS, adalah rintangan utama untuk emas. Dan meskipun pemerintah AS tidak berhenti bekerja pekan lalu, ancaman default masih ada karena perdebatan panas mengenai batas atas utang berlanjut.
