Data terbaru dari pasar tenaga kerja AS, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, dan kenaikan inflasi menunjukkan kemungkinan besar kejatuhan perekonomian nasional ke dalam stagflasi.
Masalah ekonomi Amerika, yang didukung oleh konsekuensi COVID-19, terus menyeret ekonomi negara ini ke dalam lubang. Inflasi yang tinggi, perkiraan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan kemudian kemungkinan stagnasi di tengah masalah serius di pasar tenaga kerja, mengancam munculnya fenomena seperti stagflasi, yang akan sangat sulit untuk dihilangkan. Pergerakan politik dan ekonomi saat ini membawa masalah ekonomi baru bagi Amerika Serikat. Jadi, belum keluar dari satu krisis, mereka berisiko jatuh ke krisis lain.
Hal yang paling tidak menyenangkan dalam situasi ini adalah bahwa Amerika, yang berada di pusat ekonomi dunia, akan menjadi penyebab dimulainya krisis global baru. Sementara itu, ambisi politik yang berlebihan dengan latar belakang kebingungan dan kebimbangan kekuasaan dapat menyebabkan konflik militer lokal, dan kemudian konflik skala besar.
Pada gelombang kelebihan likuiditas Dolar sebelum musim dingin, harga komoditas dan aset bahan mentah terus meningkat, dan investor mencoba untuk mengubah "Dolar helikopter". Bahkan, mereka berusaha menukar uang tanpa jaminan dengan aset nyata. Jika kenaikan harga seperti itu terjadi dalam situasi pertumbuhan riil ekonomi dunia, maka kita dapat berbicara tentang permintaan riil. Namun, tidak demikian dengan kondisi saat ini.
Sedangkan untuk pasar mata uang, terjadi konsolidasi Euro, Pound, dan Franc terhadap Dolar AS. Sementara itu, komoditas dan mata uang komoditas didukung – Dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Besok, data inflasi konsumen di Amerika akan dirilis. Inflasi diperkirakan akan berkonsolidasi pada level 5,3%. Selain itu, inflasi inti diperkirakan akan meningkat sebesar 0,3% di bulan September dari 0,1% di bulan Agustus.
Bagaimana reaksi pasar terhadap data ini?
Jika angka inflasi ternyata berada pada tingkat ekspektasi atau lebih tinggi, ini akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga Fed sebelumnya, yang akan memukul pasar saham AS lagi, dan kemudian di seluruh dunia. Data ini akan menyebabkan lonjakan penjualan baru di pasar utang pemerintah dengan peningkatan imbal hasil secara simultan. Terhadap latar belakang ini, nilai tukar Dolar akan menerima support, sementara emas akan mulai menurun. Namun, penguatan mata uang AS, terutama terhadap mata uang Eropa, akan bersifat lokal.
Di sisi lain, harga minyak mentah dapat menunda pertumbuhan untuk sementara waktu. Ini juga tidak akan menghentikan dinamika kenaikan mata uang komoditas, yang tumbuh di tengah gelombang permintaan aset komoditas dan bahan baku. Yen akan mendapat support juga.
Jika nilai inflasi menunjukkan penurunan, maka gambaran sebaliknya dapat diamati. Kami akan mencari tahu besok seperti apa reaksi pasar terhadap data tersebut.
Perkiraan hari ini:
Pasangan AUD/USD berkonsolidasi di atas level 0.7310 sambil menunggu data inflasi AS yang penting. Pasangan ini bisa berkoreksi ke level ini sebelum melanjutkan pertumbuhannya ke 0.7470 di tengah rilis angka inflasi.
