Imbal hasil UST 10-tahun turun ke level 1,58% setelah mencapai puncaknya di 1,6248%. Beberapa kekecewaan diamati setelah publikasi data produksi industri September yang lebih lemah dari perkiraan. Utilisasi kapasitas turun dari 76,2% menjadi 75,2%, sementara output turun 1,3%. Keduanya diharapkan tumbuh.
Data yang lemah ini menjadi dasar melemahnya dolar AS, tetapi masih diasumsikan bahwa dolar AS tetap menjadi mata uang favorit pasar dan akan melanjutkan pertumbuhannya segera setelah permintaan untuk aset pelindung pulih.
NZD/USD
Indeks harga konsumen naik 2,2% pada September 2021, yang merupakan perubahan triwulanan terbesar sejak kenaikan 2,3% pada Desember 2010. Inflasi tahunan pada September 2021 adalah 4,9% dibandingkan September 2020, dan ini juga merupakan perubahan terbesar sejak 2011.
Seperti yang juga dicatat secara khusus oleh Stats NZ, pengetatan pembatasan COVID-19 pada Agustus "berdampak minimal", yaitu peningkatan inflasi bersifat sistemik, bukan sementara, yang dapat dikaitkan dengan pandemi. Pertumbuhan tersebut didasarkan pada pemulihan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah yang cepat, yang berarti bahwa faktor-faktor dasar yang tidak berhak diabaikan oleh RBNZ.
Dalam hal ini, ANZ Bank mengatakan bahwa "hal yang telah mengganggu rantai pasokan global selama 18 bulan terakhir belum akan berakhir, yang berarti bahwa kita mungkin tidak melihat puncak inflasi sampai Tahun Baru nanti." Hal ini mengindikasikan bahwa mendekatnya periode Natal dapat mempercepat inflasi lebih tinggi lagi.
Tingkat pertumbuhan pun terjadi di beberapa negara di tengah kenaikan inflasi, tingkat pertumbuhan tertinggi terpantau terjadi di Inggris dan Selandia Baru. Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan pada bank sentral tumbuh lebih kuat di kedua negara ini daripada tekanan yang sama-sama terjadi pada Fed.
Di Selandia Baru, kepercayaan semakin besar bahwa RBNZ akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25% minggu depan. Ada kemungkinan 50% dari kenaikan suku bunga 0,5% telah terbentuk, yang menjadikan Selandia Baru sebagai pemimpin dalam tingkat pertumbuhan suku bunga. Dengan demikian, spread hasil akan tumbuh mendukung mata uang NZD, dan peluang pertumbuhan NZD/USD akan menjadi lebih tinggi.
Posisi beli bersih dolar Selandia Baru sedikit meningkat sebesar 45 juta menjadi 606 juta selama seminggu. Ada tren bullish, dengan kenaikan target harga di depan spot.
Seminggu sebelumnya, diasumsikan bahwa NZD akan mengalami koreksi sebelum melanjutkan pertumbuhan, tetapi kenaikan harga komoditas dan indikator makroekonomi membuat NZD/USD naik tanpa koreksi. Mata uang ini bergerak naik dari saluran koreksi, sehingga konsolidasi di atas level 0,7166 akan berarti peningkatan prospek bullish. Di sini, targetnya adalah 0,7312.
AUD/USD
Risalah rapat RBA yang diterbitkan pagi ini tidak menjelaskan pengungkapan apapun. RBA mencatat bahwa wabah COVID-19 telah menunda pemulihan ekonomi di Australia, dan data yang tersedia menunjukkan penurunan PDB yang nyata pada kuartal ke-3. Pada saat yang sama, penurunan ini diharapkan bersifat sementara, dan pemulihan akan dimulai pada kuartal ke-4 karena vaksinasi yang terus berlanjut sehingga pembatasan covid akan dilonggarkan.
Berbeda dengan Selandia Baru, tingkat inflasi di Australia terlihat lebih lemah, sehingga tidak akan meningkat sampai inflasi stabil dalam kisaran sasaran 2-3%. Untuk pasangan silang AUD/NZD, ekspektasi ini berarti peningkatan tekanan bearish.
Posisi jual bersih dolar Australia sedikit menurun selama minggu pelaporan dan berjumlah -6,439 miliar. Menurut CFTC, target harga tetap di sekitar rata-rata jangka panjang.
Ada kemungkinan kecil untuk keluar dari sisi atas yang berhasil dari saluran turun, jadi perlu untuk secara konsisten berkonsolidasi di atas level 0,7530 dan 0,7615 agar peluang ini meningkat.
Harga dolar Australia sendiri didukung oleh kenaikan harga minyak, tetapi dengan perlambatan yang terjadi di China, kemungkinan pembalikan bullish tetap rendah. Diasumsikan bahwa tekanan bearish akan bertahan, karena logis untuk menggunakan pertumbuhan sementara untuk penjualan jangka panjang.
