Pasar diliputi oleh gelombang antusiasme lagi. Kenaikan harga energi tidak banyak dijelaskan oleh kesalahan manajemen melainkan oleh meningkatnya permintaan, dan seperti yang telah diketahui, permintaan memiliki hubungan langsung dengan aktivitas ekonomi. Peningkatan inflasi di sebagian besar negara di dunia juga dianggap sebagai tanda positif yang menunjukkan meningkatnya permintaan konsumen, dan sama sekali bukan tren berbahaya dari meluapnya program bantuan yang dikeluarkan selama 1,5 tahun pandemi yang tidak diumumkan ke sektor konsumen.
Indeks volatilitas VIX terus menurun dan sudah mendekati posisi terendah. Laporan perusahaan pertama adalah positif, yang mendukung pertumbuhan indeks saham. Hasil terus tumbuh di seluruh spektrum pasar.
Namun, apakah semuanya begitu baik?
Inflasi Inggris turun dari 3,2% menjadi 3,1% pada bulan September. Inflasi inti juga sedikit menurun dari 3,0% menjadi 2,9%. Pound bereaksi dengan penurunan sementara, dan di penghujung hari, Pound sepenuhnya memulihkan posisi. Pasar tidak melihat penurunan harga konsumen sebagai tanda tren jangka panjang.
NIESR Institute melakukan studi kecil untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dinamika harga konsumen di tahun mendatang. Bahkan, di bawah skenario "rendah" terlemah, dengan asumsi inflasi akan meningkat hanya 1% y/y setiap bulan, akan tetap di atas 4% hingga April 2022. Sementara itu, skenario lain yang lebih realistis mengatakan akan berada di kisaran 4,7 %-6,5%.
NIESR meyakini bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan diterapkan jika masalah dengan rantai pasokan dan pembawa energi tetap ada (bahkan tidak memburuk), dan jika demikian, itu berarti kegagalan total kebijakan penargetan inflasi Bank of England. Hal ini akan berarti hilangnya kepercayaan (loss of trust).
Penting untuk menghentikan inflasi, yang merupakan masalah strategis, oleh karena itu, perkiraan bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga pada bulan November sebesar 0,15% (yang hanya akan memiliki signifikansi simbolis dan tidak akan berdampak serius pada kondisi keuangan). Permintaan Pound adalah karena ekspektasi kenaikan suku bunga, tetapi kecepatan yang diasumsikan pasar, berdasarkan perkiraan kenaikan inflasi, akan sangat sulit bagi perekonomian Inggris. Oleh karena itu, permintaan Pound saat ini tidak memiliki pembenaran mendasar.
Diasumsikan bahwa Pound akan melanjutkan pertumbuhan jangka pendeknya untuk mengantisipasi pertemuan BoE. Batas saluran 1.3820/40 telah tercapai, jadi pullback ke 1.3740/50 secara teknikal dapat terjadi, yang akan digunakan untuk pembelian. Target 1.3900/20 relevan, tetapi pertumbuhan jangka panjang yang tajam dipertanyakan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Tips 5 tahun mencapai 2,77%, dan ini adalah maksimum sejak Maret 2005. Dapat dikatakan bahwa ekspektasi inflasi di AS tumbuh dan upaya untuk menyatakan pertumbuhan ini sementara tidak memiliki alasan yang serius.
Pertumbuhan inflasi di seluruh dunia cukup jelas. Mengikuti Bank of England dan RBNZ, Scotiabank memperkirakan bahwa Bank of Canada akan mulai menaikkan suku bunga, dengan kenaikan setidaknya 1% diperkirakan pada tahun 2022. Pada gilirannya, Fed hanya akan mengurangi program QE untuk saat ini, tetapi jika pertumbuhan inflasi tidak berhenti, maka perkiraan suku bunga juga harus direvisi.
Tren saat ini dipandang oleh pasar sebagai positif sementara, sehingga pertumbuhan permintaan mata uang berisiko akan terus berlanjut. Pemenangnya adalah AUD, CAD, dan NZD. Adapun Yen, Franc dan Euro, situasinya jauh lebih buruk. Peluang pertumbuhan mereka hingga akhir era kelangkaan energi sangat kecil, dan ini tidak mungkin terjadi sebelum Maret-April. Brent berjangka Desember menguji level $86/barel, dan karena OPEC+ bertekad untuk mematuhi jadwal pertumbuhan produksi, harga minyak hanya dapat berubah ke arah pertumbuhan hingga akhir tahun. Musim dingin akan terasa panas, meskipun ternyata sangat dingin.
