Sebelum pembukaan sesi New York, mata uang tunggal euro melanjutkan pertumbuhan, dengan demikian melanjutkan pergerakan korektif yang dimulai hari Jumat. Para pelaku pasar tidak terkejut dengan rebound ini. Sekarang mereka menunggu rilis laporan inflasi AS. Data CPI dijadwalkan besok. Para ekonom agar pesimis terhadap hasil ini. Terlebih, data indeks harga produsen dijadwalkan rilis hari ini, yang diproyeksikan naik menjadi 8,7% dari 8,6%. Jika demikian, pembacaan ini akan mengisyaratkan kenaikan inflasi lebih lanjut. Saat ini, banyak analis mengkhawatirkan sudut pandang kenaikan inflasi global. Di banyak negara, inflasi jauh melampaui level target bank sentral, yang menimbulkan risiko besar. Semakin banyak pakar sepakat bahwa inflasi akan terus naik. Greenback kehilangan momentum di tengah berita tersebut. Selain itu, rindakan Fed aneh. Untuk mengendalikan inflasi, regulator perlu menaikkan suku bunga acuan. Namun, mereka tidak bergegas melakukannya. Fed mengumumkan mereka tidak akan menaikkan suku bunga hingga 2023. Jadi, dolar AS akan segera terus melemah.
Indeks Harga Produsen AS (PPI)
Setelah mencapai titik terendah 2021 pada Jumat lalu, pasangan EUR/USD melanjutkan koreksi teknikal. Hal ini mengarah pada penguatan euro sebesar sekitar 90 poin. Euro naik sebanyak 90 pip.
Indikator RSi mengisyaratkan koreksi di chart H1 karena bergerak dari level 30 ke 70. Pergerakan korektif mungkin segera melambat.
Terlepas dari koreksi, bear kemungkinan akan unggul. Jadi, pasangan ini mungkin melanjutkan pergerakan turun dalam jangka menengah.
Prospek:
Selama koreksi, euro mencapai level 1.1600/1.1615. Trader kemungkinan akan menutup sebagian besar posisi long, yang mungkin memperlambat pergerakan naik.
Analisis indikator kompleks menunjukkan sinyal beli dalam jangka pendek dan chart intraday di tengah koreksi teknikal.
