
Seiring kenaikan inflasi upah, sentimen terhadap emas membaik.
Meningkatnya tekanan inflasi dan bank sentral yang tidak segera menaikkan suku bunga telah mendorong sentimen di pasar emas, dan harga telah lebih dari $1.800 per once.
Meskipun emas telah naik ke atas $1.800 per once, beberapa analis, seperti Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank, yakin bahwa harga harus naik ke atas $1.835 per once agar emas pulih.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan dirinya juga memperkirakan harga $1.835 per once, dan menambahkan bahwa dirinya netral terhadap emas hingga level ini ditembus.

Minggu lalu, 18 analis Wall Street mengikuti survei emas. 10 di antaranya, atau 56%, memperkirakan kenaikan harga emas. Dua analis, yang setara 11%, memilih sentimen bearish dalam waktu dekat, sementara 6 orang, atau 33%, tetap netral.
622 suara dikumpulkan dalam jajak pendapat online Main Street. Dari angka tersebut, 326 responden, atau 52%, memperkirakan kenaikan harga emas. 188 lainnya, atau 30%, mengatahan mereka memperkirakan penurunan. Sementara 108 suara, atau 17%, netral.

Pada akhir minggu sebelumnya, kenaikan harga emas terjadi di hari yang sama saat pemerintah AS melaporkan ketenagakerjaan Oktober lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 531.000 orang, sementara para ekonom memperkirakan kenaikan lapangan kerja sekitar 425.000.
Namun, beberapa analis mengatakan bahwa investor emas fokus pada pertumbuhan inflasi upah. Laporan tersebut menyatakan bahwa upah naik sebanyak 4,9% selama 12 bulan terakhir ini.
Bukan hanya peningkatan tekanan inflasi, Fed dan bank sentral lainnya juga terus meremehkan peningkatan ancaman. Sementara bank sentral AS mengatakan mereka sedang mengurangi pembelian obligasi bulanannya, Kepala Fed, Jerome Powell, mengatakan ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga.
Pasca keputusan kebijakan moneter Fed, Bank of England tidak memenuhi ekspektasi dan mempertahankan suku bunga. Pasar memperkirakan Bank of England akan menaikkan suku bunga.
Namun, tidak semua analis optimis terhadap logam mulia ini. Darin Newsom, presiden David Newsom Analysis, mengatakan harga emas perlu naik ke atas $1.835 per once untuk menembus pola sideways saat ini. Namun, diirnya menambahkan bahwa dolar As menarik perhatian bull, karena indeks dolar As diperdagangkan di titik resistance penting, di 93,50 poin.
Pada saat yang sama, managing director Bannockburn Global Forex, Mark Chandler, mengatakan dirinya tidak yakin bahwa emas siap membentuk breakout. Dirinya menambahkan bahwa data CPI minggu depan mungkin menyebabkan kenaikan suku bunga seiring dengan dolar AS, yang akan menekan harga emas.
David Madden, analis pasar Equiti Capital, mengatakan dirinya juga mengikuti dolar AS. Namun, dolar AS mungkin membentuk titik puncak terdekat pasca pertemuan kebijakan moneter Fed, menambahkan bahwa data ekonomi yang jauh lebih positif diperlukan untuk menciptakan momentum baru bagi dolar AS.