Investor terus terkesan dengan data inflasi konsumen AS yang dipublikasikan saat pekan trading baru dimulai. Data utama ini serta faktor pandemi virus Corona akan mempengaruhi perilaku investor di pasar.
Minggu lalu ternyata cukup fluktuatif di bawah pengaruh data inflasi Amerika yang sangat negatif, yang melonjak ke level 1990 – sebesar 6,2%. Berita ini menimbulkan gelombang ketakutan yang wajar bahwa Fed akan dipaksa untuk mulai menaikkan suku bunga pada paruh pertama tahun baru, meskipun faktanya program QE belum berakhir. Di sini, jelas bahwa peran utama akan dimainkan oleh inflasi, pertumbuhan lanjutan yang akan memaksa Fed untuk mulai menaikkan suku bunga meskipun ada resesi dalam ekonomi dan pasar tenaga kerja masih lemah.
Sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa pertumbuhan inflasi yang berkelanjutan dapat menjadi kejutan yang tidak menyenangkan bagi pemegang treasury dan saham perusahaan, karena dapat merangsang kenaikan suku bunga lebih awal, misalnya, setelah pemimpin Fed yang baru ditunjuk pada bulan Februari. Saat ini, dua kandidat sedang dipertimbangkan – J. Powell, yang masa jabatannya sebagai kepala bank telah berakhir, dan L. Brainard, anggota Dewan Federal Reserve.
Kami percaya bahwa dalam kondisi tekanan inflasi yang meningkat, terlepas dari siapa yang menjadi kepala Fed, regulator harus menaikkan suku bunga utama setidaknya antara 0,25% dan 0,50%, setelah itu jeda untuk mengamati dinamika inflasi.
Bagaimana pasar akan berperilaku dalam kondisi probabilitas tinggi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat?
Kami percaya bahwa ancaman kenaikan biaya pinjaman oleh Fed pasti akan merangsang penjualan di pasar utang pemerintah, yang akan mendukung peningkatan imbal hasil treasury, dan pada gilirannya, akan berkontribusi pada penguatan Dolar AS. Jika sebelumnya, kami percaya bahwa menjaga inflasi di sekitar 5% hingga 5,4% kemungkinan besar akan menjaga indeks Dolar ICE dalam kisaran sideways, maka setelah inflasi menembus di atas 6,0%, kami dapat yakin bahwa permintaan Dolar AS akan meningkat.
Fakta bahwa baik ECB, Bank of England, maupun Bank Sentral Jepang dan bank sentral dunia lainnya tidak akan terburu-buru untuk memperketat kebijakan moneter terus memainkan peran penting, yang berarti bahwa mereka tidak akan mendukung mata uang nasional, yang akhirnya akan menggeser keseimbangan rasio yang mendukung mata uang AS.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa Dolar AS akan terus tumbuh dengan lancar dan benar dari waktu ke waktu. Publikasi angka inflasi November dan Desember akan menjadi penting bagi pergerakannya ke depan. Peningkatan inflasi atau stabilisasi pada level saat ini akan mendukung nilai Dolar di pasar mata uang.
Perkiraan hari ini:
Pasangan GBP/USD membuat koreksi ke atas menuju level resistance kuat di 1,3430. Jika gagal menembus tanda ini, kita bisa mengharapkan reversal lokal dan penurunan pasangan ke level 1.3300.
Emas Spot mendapatkan dukungan di tengah ketidakpastian atas waktu kenaikan suku bunga Fed. Sementara faktor ini hadir, pasangan XAU/USD kemungkinan besar akan terus naik ke level 1900.00.
