Arab Saudi dan Uni Emirat Arab membuatnya jelas bahwa OPEC akan terus meningkatkan produksi minyak dengan hati-hati dan tidak akan menyerah pada tekanan AS untuk peningkatan produksi yang lebih cepat.
Presiden AS Joe Biden, yang sangat khawatir bahwa harga bahan bakar, yang berada dalam level tinggi tujuh tahun, memenuhi inflasi di AS, mendesak aliansi untuk menyimpang dari rencananya untuk secara bertahan meningkatkan produksi. Kami meminta hal ini untuk menurunkan harga minyak.
Saat ini, OPEC meningkatkan produksi senilai 400,000 b/p per bulan, yang, menurut Menteri Energi UEA Suhail Al Mazroui, seharusnya cukup. Rapat selanjutnya dari OPEC akan berlangsung pada 2 Desember.
Dalam berbagai hal, harga minyak mentah tahun ini telah naik sekitar 60% menjadi $80 per barel. Beberapa pimpinan eksekutif energi dan pemimpin mengatakan harga bisa naik ke $100. Hingga saat ini, minyak diperdagangkan dibawah $82 dengan ketinggian dari $85.
Mazroui mengatakan bahwa pasar minyak akan bergerak dari defisit cadangan ke surplus di awal tahun depan, yang merupakan salah satu dari alasan utama OPEC tidak harus mengejar kebijakan agresif.
Saham minyak telah turun sejak OPEC memulai pemangkasan tajam pada cadangan di awal 2020, namun menurut Pangeran Abdulaziz, itu akan kembali pulih dimulai bulan depan.
Dan juga, tidak ada menteri mengatakan bahwa perkiraan akan berubah jika beberapa anggota grup berlanjut untuk bekerja dibawah target mereka. Pada Oktober, organisasi mampu meningkatkan cadangan sekitar 250.000 barel ber hari karena Nigeria dan Angola berusaha ditengah kurangnya investasi dalam perkembangan.
Abdulaziz tidak khawatir bahwa AS harus menjual minyak dari cadangan strategi minyak untuk menurunkan harga.
Menteri energi Oman, Mohammed bin Hamad Al Rumhi, juga mengatakan bahwa OPEC tidak perlu mempercepat produksi. Dengan demikian, pada rapat Desember, grup kemungkinan akan memutuskan untuk tetap pada kenaikan bulanan dari 400.000 barel.
