Dalam ulasan sebelumnya, kami menyebutkan reaksi dolar terhadap Federal Reserve yang hawkish. Sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana reaksi pasar saham terhadap keputusan hawkish regulator AS. Menariknya, alih-alih turun, kami melihat indeks-indeks shaam utama AS, seperti Dow Jones, NASDAQ, dan S&P500 naik. Jadi, reaksi pasar saham terhadap hasil pertemuan FOMC bertentangan dengan ekspektasi. Pada saat yang sama, dalam 24 jam ke depan setelah pertemuan, pasar diperkirakan akan diperdagangkan dengan emosi. Hanya ketika berurusan dengan emosi, kami akan dapat melakukan analisis jangka panjang. Kami melihat bagaimana Federal Reserve terus mempercepat penghentian program QE. Regulator akan sepenuhnya menghentikan program QE hanya dalam tiga bulan. Dalam 18 bulan terakhir, indeks saham naik karena bank sentral AS menyuntikkan $120 miliar ke dalam ekonomi Amerika. Bahkan, ini menjadi alasan di balik tingkat inflasi tertinggi di negara ini. Memang, ekonomi menerima stimulus skala besar, tetapi pandemi sangat memengaruhi produksi barang dan jasa. Akibatnya, inflasi naik. Namun, sejak Maret 2022, pasar harus berjalan tanpa suntikan dari The Fed. Ada lebih banyak faktor yang memengaruhi pasar valas (misalnya, bank sentral lain juga melakukan program QE, yang berarti bahwa jumlah uang beredar tidak hanya bertambah di AS) dibandingkan dengan pasar saham AS. Dengan demikian, ketika Federal Reserve mengakhiri pembelian obligasi, pasar saham akan kehilangan faktor pertumbuhan utamanya dalam 18 bulan terakhir.
Ini tidak berarti bahwa pasar saham akan berhenti bearish selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Pasar saham menunjukkan pertumbuhan ketika The Fed tidak menyuntikkan ratusan miliar uang tunai ke dalam perekonomian. Namun, pasar kemungkinan akan memasuki koreksi yang dalam setelah pasar bullish yang panjang. Selain itu, regulator AS merevisi prakiraan inflasi 2021 dan menurunkan ekspektasi pengangguran serta PDB. Panel pengaturan kebijakan The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga tahun depan, dan median berada di level 0,9% pada dot plot. Ini berarti bahwa regulator kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2022. Keadaan pasar kerja akan membaik dalam beberapa bulan mendatang dan ekonomi Amerika tidak akan lagi membutuhkan stimulus, ujar Ketua Jerome Powell. Kepala Federal Reserve tersebut juga dengan tepat menunjukkan dampak varian Omicron terhadap perekonomian. Strain virus corona terbaru ini dapat memberikan pukulan telak bagi perekonomian, tetapi sekarang terlalu dini untuk menarik kesimpulan, menurutnya. Sejauh ini, Federal Reserve tidak memperkirakan ekonomi Amerika akan merosot akibat varian Omicron.