Ini adalah fakta yang tidak terduga: strategi hawkish Fed meningkatkan harga logam mulia. Kemarin, emas batangan menunjukkan kenaikan harga satu hari terbesar dalam 6 minggu.
Agenda utama minggu ini adalah pertemuan kebijakan moneter 2 hari Federal Reserve. Kali ini, regulator Amerika memilih nada yang lebih agresif, berkat pemulihan lapangan kerja yang sedang berlangsung dan kenaikan inflasi.
Pada hari Rabu, bank sentral mengumumkan bahwa mereka akan menggandakan laju pengurangan pembelian aset dari Januari untuk menyelesaikan proses tersebut pada bulan Maret. Para pejabat juga memperkirakan 3 kenaikan suku bunga pada tahun depan.
Menanggapi rencana Fed, emas pada awalnya bereaksi dengan penurunan tajam, karena dolar AS melonjak di tengah gelombang optimisme terhadap pengetatan suku bunga regulator saat ini yang lebih cepat.
Namun, setelah konferensi pers Kepala Fed, Jerome Powell, yang memilih nada kurang hawkish selama percakapan dengan wartawan, keseimbangan kekuatan di pasar berubah. Mata uang AS jatuh, dan emas batangan meningkat.
Pada penutupan Kamis, indeks dolar jatuh 0,5%, ke level terendah mingguan, sementara logam mulia naik 1,9%, atau $ ii33,70. Aset kuning ini mengakhiri sesi di $1.798.20, meskipun diperdagangkan bahkan di atas level psikologis penting $1.800 pada siang hari. Titik tertinggi intraday di $1.800,60 merupakan level tertinggi sejak 22 November.
Pada Jumat pagi, emas batangan terus mengarah ke atas. Saat ini, emas bertujuan mengakhiri periode tujuh hari saat ini dengan kenaikan sekitar 0,8%. Ini akan menjadi pertumbuhan mingguan pertama sejak pertengahan November.
Kebanyakan ahli menyebut situasi di pasar logam mulia saat ini tidak biasa, bahkan aneh. Biasanya, ketika Bank Sentral AS bertindak agresif, harga emas batangan turun, dan sebaliknya, dolar AS naik, karena kenaikan suku bunga meningkatkan permintaan mata uang ini.
Suki Cooper, yang merupakan analis Standard Chartered, menjelaskan kenaikan harga emas bertentangan dengan retorika hawkish The Fed, dengan fakta bahwa harga mempertimbangkan kemungkinan percepatan pengurangan pembelian aset sebelum pertemuan regulator.
Ada juga pendapat bahwa rencana kenaikan suku bunga sebagai respons terhadap tekanan harga telah meningkatkan kekhawatiran investor atas resesi di Amerika Serikat. Mengingat hal ini, permintaan aset pelindung meningkat.
Selain itu, meningkatnya risiko virus corona, yang telah diamati dalam beberapa hari terakhir, juga membantu meningkatkan minat trader terhadap logam mulia ini.
Dokter benar-benar khawatir terhadap tingkat penyebaran varian Omicron COVID-19, yang sebagai akibatnya, kekhawatiran atas pemberlakuan pembatasan baru di Eropa dan Asia meningkat. Pasar khawatir lockdown dapat memperlambat pemulihan ekonomi global.
"Tampaknya, peningkatan jumlah infeksi strain baru virus corona telah meyakinkan investor untuk membeli logam mulia dan menahannya sampai situasi dengan COVID-19 stabil," - ujar analis Naeem Aslam.
Menurut para ahli, Omicron akan mendukung harga emas selama 2 minggu ke depan.
Namun, emas bersiap mengakhiri tahun ini di zona merah. Standard Chartered memperkirakan pelemahan sekitar 8,5%.
"Pada awal tahun, harga emas bertahan dengan baik, tetapi kemudian mendapat tekanan dari tingginya efisiensi vaksin, yang mendukung pemulihan ekonomi global dan mengembalikan permintaan aset berisiko," - ujar S. Cooper.
Pada paruh kedua tahun ini, harga emas tertahan di kisaran harga yang sempit akibat ketidakpastian kebijakan The Fed ke depan. Namun menurut Standard Chartered, sudah waktunya emas bersinar setelah semuanya selesai.
Cooper memperkirakan harga emas batangan akan naik menjadi $1.875 pada kuartal pertama tahun depan. Katalis pertumbuhan adalah pelemahan dolar AS. Ahli strategi tersebut yakin bahwa mata uang ini tidak akan mampu menguat selama imbal hasil riil tetap negatif.
