Penurunan di beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia melebihi keuntungan perusahaan lain yang paling diuntungkan dari pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, S&P 500 turun, setelah menguat kemarin di tengah pembicaraan bahwa bank sentral akan beralih ke kebijakan yang lebih ketat demi memerangi inflasi tanpa merusak ekonomi. Nasdaq 100 juga menurun karena perusahaan besar seperti Apple dan Tesla melaporkan kerugian besar.
Komoditas, produk keuangan dan industri, di sisi lain, menunjukkan kenaikan.
Para pembuat kebijakan kini mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengatasi tekanan harga. Namun, ECB ingin menyeimbangkan risiko terhadap pertumbuhan, sehingga mengumumkan bahwa untuk sementara akan memperluas pembelian obligasi bulanan reguler selama enam bulan. Keputusan ini mengikuti langkah Federal Reserve untuk mempercepat tapering, sambil memperkirakan kenaikan suku bunga hingga tahun 2024.
"Sementara kami memperkirakan kenaikan volatilitas pasar saham karena Federal Reserve memulai kebijakan normalisasi, pasar ekuitas akan mengakhiri tahun dengan kenaikan karena ekonomi masih tetap kuat," jelas Richard Saperstein, CIO di Treasury Partners. "Hal ini harus mengarah pada pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan."
Sementara itu, Janet Mui, CIO Brewin Dolphin, menyatakan: "Menurut saya, bank sentral sedang reaktif, dan itu adalah hal yang bagus. Jika inflasi mulai moderat karena sejumlah bank sentral utama ini masih dalam harapan, maka kita mungkin benar-benar mengharapkan beberapa perubahan arah kebijakan dalam waktu dekat di tahun depan."
Berbicara tentang statistik, klaim pengangguran di AS naik minggu lalu, tetapi tetap di dekat level terendah pandemi. Perumahan (housing starts) juga meningkat pada bulan November, sehingga mencapai tingkat tertinggi dalam delapan bulan. Output pabrik juga naik dengan stabil.
Laporan penting lainnya untuk minggu ini adalah:
- keputusan kebijakan Bank of Japan (Jumat);
- penyeimbangan kembali per kuartal terhadap indeks S&P dan Dow Jones (Jumat).
