
Sentimen investor melemah pada hari Senin karena kekhawatiran atas agenda ekonomi Presiden AS Joe Biden dan lonjakan virus Omicron mendorong saham turun. Menurut para trader, penurunan volume menjelang hari raya memperparah pergerakan pasar awal pekan ini.
Oleh karena itu, S&P 500 mencatat penurunan tiga hari terbesar sejak bulan Mei, sebagian besar didorong oleh penurunan saham komoditas dan keuangan, serta Dolar.

"Ada dua jenis dinamika yang terjadi. Mungkin yang terpenting adalah penurunan likuiditas yang akan segera terjadi," jelas Jay Hatfield, CEO Manajemen Modal Infrastruktur. "Selain itu, ada kekhawatiran atas Omicron," tambahnya.
Sementara itu, para ekonom di Goldman Sachs memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi setelah Senator Demokrat Joe Manchin menolak paket pajak dan pengeluaran Biden senilai $2 triliun.
Di Eropa, negara-negara anggota memberlakukan pembatasan baru untuk menahan kasus virus Corona.
Laporan penting lainnya untuk pekan ini adalah:
- keputusan kebijakan Reserve Bank of Australia (Selasa);
- laporan persediaan minyak dari EIA (Rabu);
- pidato kepala Bank of Japan, Haruhiko Kuroda (Kamis);
- data pendapatan konsumen AS, penjualan rumah baru, barang tahan lama, sentimen konsumen, dan klaim pengangguran (Kamis);
- penutupan pasar AS (Jumat)';
- penutupan awal pasar Eropa (Jumat).