Varian baru COVID-19 meninggalkan jejak negatif pada Natal tahun ini, membantu emas dalam perdagangan pasca-liburan di Asia. Pada Senin pagi, logam tersebut mulai naik.
Pada pekan lalu, yang dipersingkat karena perayaan Natal, logam mulia ditutup dengan kenaikan 0,4%. Kuotasi tersebut terutama didukung oleh meningkatnya kekhawatiran taas penyebaran strain Omicron.
Pada hari Senin, investor tetap khawatir bahwa varian baru virus corona tersebut dapat memperlambat pemulihan ekonomi global. Tingkat kepanikan di pasar ditingkatkan oleh statistik yang mengecewakan.
Perlu dicatat, rata-rata jumlah pasien baru virus corona di AS pada pekan lalu naik 45%, yakni menjadi 179.000 per hari. Selain itu, Inggris dan Prancis melaporkan kasus harian baru COVID-19 tertinggi. Di negara-negara ini, angkanya masing-masing melebihi 122 ribu dan 94 ribu.
Lonjakan morbiditas menyebabkan pembatasan tambahan pada Natal, ketika perjalanan biasanya meningkat. Untuk mengurangi penyebaran virus, maskapai komersial di seluruh dunia membatalkan lebih dari 4.500 penerbangan selama liburan akhir pekan.
Mengingat hal ini, dolar AS dan imbal hasil Treasury AS memulai minggu perdagangan baru dengan catatan kecil. Sebelumnya, indeks mata uang AS turun 0,08%, dilaporkan mencapai 96,10 poin. Pada saat yang sama, imbal hasil turun menjadi 1,482%, mundur dari level tertinggi 2 minggu yang dicapai sehari sebelumnya.
Melemahnya dolar AS dan penurunan imbal hasil memungkinkan emas naik ke $1.812.
Situasi geopolitik yang tegang juga berkontribusi pada dinamika kenaikan logam mulia pada Senin pagi.
Di sisi lain, para analis menyebut data penjualan ritel AS yang optimistis selama musim belanja liburan sebagai salah satu faktor negatif yang menahan pertumbuhan emas. Menurut laporan MasterCard, indikator tersebut meningkat sebesar 8,5% dari 1 November hingga 24 Desember.
Selain itu, potensi bahaya saat ini untuk aset kuning ini adalah prospek disetujuinya rencana Presiden AS Joe Biden. Menurut para ahli, setiap komentar tentang persetujuan RUU ini dapat menekan harga emas dalam waktu dekat, sementara sebaliknya, permintaan terhadap aset berisiko akan meningkat.
Secara umum, para analis yakin bahwa perdagangan emas minggu ini akan lemah dan dibatasi oleh kisaran harga yang sempit karena saat ini tidak mungkin untuk memilih pemicu yang sangat kuat di antara faktor-faktor kontradiktif yang ada di pasar logam mulia.
Para ahli menyatakan bahwa fluktuasi harga yang lebih kuat pada periode tujuh hari saat ini kemungkinan disebabkan oleh publikasi indeks produksi Federal Reserve Bank of Dallas untuk bulan Desember. Para ekonom memperkirakan kenaikan menjadi 13,2 dari 11,8 yang dicapai bulan lalu.