Para analis komoditas di JP Morgan Global Research menyatakan bahwa pasar emas tidak akan mampu menolak rencana Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter pada 2022.
Dalam perkiraan yang baru-baru ini diterbitkan untuk tahun 2022, bank memperkirakan harga emas turun ke level pra-pandemi pada akhir tahun depan.
Perkiraan tersebut disebabkan oleh fakta bahwa Federal Reserve berencana untuk menghentikan pembelian obligasi bulanan pada Maret 2022 dan bermaksud untuk menaikkan suku bunga tiga kali.
Namun, JP Morgan memperkirakan bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada bulan September. Penetapan harga emas merupakan prakiraan bank terkait pertumbuhan imbal hasil obligasi, karena ekspektasi inflasi jangka panjang tetap kuat.
Selain itu, para analis JP Morgan Bank menyatakan bahwa Dolar AS diperkirakan akan naik 1,6% tahun depan.
Melihat prakiraan pertumbuhan ekonomi, para analis memperkirakan perekonomian global akan tumbuh hingga 4,8% tahun depan, dan perekonomian AS akan naik sebesar 3,8%.
Menurut Natasha Kaneva, Kepala Strategi Komoditas Global di JP Morgan, prakiraan ekonomi yang konstruktif, cadangan yang menipis, dan pasokan, yang masih belum dapat memenuhi permintaan yang meningkat, menunjukkan bahwa akan ada margin keuntungan dua digit positif pada komoditas untuk tahun kedua berturut-turut di tahun 2022.
Bank juga optimis akan harga minyak menjelang Tahun Baru.
Laporan Kaneva mengungkapkan bahwa konsumsi sebelumnya setinggi perkiraan untuk tahun depan, produksi pengeboran serpih AS berada pada titik puncaknya, dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya terlibat dalam pertempuran untuk pangsa pasar.