Rally Natal berakhir dan investor sekarang sepenuhnya fokus pada tindakan kebijakan moneter Fed, yang tidak diragukan lagi akan tetap menjadi sorotan dan berdampak nyata pada dinamika pasar keuangan.
Sinyal yang jelas bagi investor adalah publikasi risalah pertemuan kebijakan moneter Fed bulan Desember kemarin, yang menyebabkan runtuhnya pasar saham AS, berkontribusi pada pertumbuhan imbal hasil Treasury dan mendukung nilai dolar AS.
Optimisme tumpah ke pasar pasca publikasi data ADP tentang jumlah lapangan kerja baru pada bulan Desember, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang jauh lebih tinggi dari 807.000 dibanding prakiraan sebanyak 400.000. Hal ini terwujud dalam kenaikan indeks saham AS dan melemahnya dolar AS, tetapi rilis risalah rapat menyebabkan penurunan tajam indeks, dan kenaikan imbal hasil Treasury, serta dolar AS.
Mengapa pasar berperilaku seperti ini?
Dapat diingat bahwa sebelumnya, di pasar ada pendapat bahwa Fed tahun ini akan menaikkan suku bunga, kemungkinan besar setengahnya, yang memungkinkan investor memiliki jeda waktu untuk membeli aset-aset berisiko. Hal itu juga menahan aksi jual di pasar utang pemerintah dan mencegah penguatan dolar AS. Namun, isi risalah menunjukkan bahwa kekhawatiran terkait inflasi yang kuat memaksa Fed untuk bertindak lebih aktif dalam mengurangi volume pembelian kembali aset dan, mungkin dimulainya proses kenaikan suku bunga yang lebih awal. Faktanya, pasar telah menyadari apa yang sebelumnya disebutkan pada bulan November dan Desember - peningkatan risiko kenaikan suku bunga lebih awal. Kami memperkirakan regulator mungkin mulai menaikkan suku bunga pada Februari atau Maret, pada kuartal pertama. Dan tampaknya, pasar saat ini didominasi oleh pendapat bahwa itu akan terjadi pada bulan Maret. Pasar kehilangan jeda waktu, yang menjadi alasan take profit dan mewujudkan dirinya dengan penurunan indeks-indeks saham dan kenaikan kuat imbal hasil Treasury. Namun, kenaikan dolar AS tidak begitu kuat.
Di tengah perubahan dramatis dalam waktu pertumbuhan suku bunga, pelaku pasar akan menantikan publikasi data inflasi untuk bulan Desember dengan lebih tidak sabar. Jika tekanan terus meningkat, maka asumsi kenaikan suku bunga pertama di bulan Maret kemungkinan besar akan terjadi, yang akan merangsang semua pergerakan di pasar yang dijelaskan di atas. Namun jika inflasi melemah, yang mungkin terjadi, maka ekspektasi kenaikan biaya pinjaman pada kuartal pertama tahun ini mungkin akan kembali bergerak mendekati pertengahan tahun. Dalam hal ini, aset berisiko akan mulai kembali diminati. Imbal hasil Treasury akan menurun, dan nilai tukar dolar akan sedikit terkoreksi ke bawah.
Jadi, pemicu kuatnya pergerakan di pasar adalah rilis data inflasi AS yang harus diperhitungkan.
Prakiraan hari ini:
Pasangan EUR/USD tetap dalam kisaran 1.1230-1.1360. Jika mood pasar terus menurun, pasangan ini kemungkinan besar akan terus turun menuju level 1.1230.
Gambaran serupa juga bisa dilihat dalam dinamika spot emas. Penurunan harga ke bawah level 1.797,30 mungkin memicu penurunan lebih lanjut ke level 1.761,25.