Sebuah dualitas ekstrim antara inflasi dan emas dapat diamati. Duplikasi ini saat ini berperan sebagai pedang bermata dua, yang kedua sisinya diasah hingga tajam. Perlu dicatat bahwa kenaikan inflasi membuat emas sebagai aset menguntungkan bagi portofolio investor. Oleh karena itu, emas dianggap salah satu dari alat perlindungan terbaik terhadap inflasi.
Namun dalam hal inflasi dan suku bunga, inflasi yang lebih tinggi akan menempatkan tekanan pada emas karena akan mendorong Fed untuk meningkatkan suku bunga beberapa kali.
Peserta pasar saat ini menantikan rilis CPI inti AS (indeks harga konsumen) hari ini. Perkiraan ekonom memprediksi kenaikan ke level tertinggi hampir 40 tahun.
Analis memprediksi CPI inti akan naik ke 5,4% seiring indeks diluar energi dan biaya makanan, yang merupakan dua barang dan jasa paling penting dimana seluruh warga Amerika sangat bergantung. CPI inti tidak serealistis seperti indeks inflasi, yang mempertimbangkan pertumbuhan inflasi dalam hal makanan dan energi.
Perkiraan untuk CPI, yang termasuk biaya makanan dan energi, diharapkan akan menunjukkan fakta bahwa tekanan inflasi terus naik, memberikan jutaan warga Amerika lebih banyak pendapatan untuk kebutuhan mereka sendiri.
November lalu, laporan pemerintah menunjukkan bahwa tingkat inflasi naik ke 6,2% setelah perkiraan Oktober hanya dibawah 5,8%. Pada Desember, analis gagal memperkirakan bahwa CPI akan naik dari 6,2% menjadi 6,8%.
Tekanan inflasi terus meningkat dan ekonom bahkan memperkirakan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Desember 2021 lalu, inflasi berada di level 7%. Terakhir kali tekanan inflasi yang sangat tinggi ada di tahun 1980an ketika tekanan inflasi berada pada rata-rata antara 13,5% di 1980, 10,3% di 1981, dan 6,1% di 1982.